Jakarta (Greeners) – Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) bersama 30 peneliti cilik MTSN 16 Jombang meneliti sampel air hujan. Dalam temuannya, mereka menemukan adanya kandungan mikroplastik di dalam air hujan dari empat lokasi, yaitu Kecamatan Tembelang, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Ngoro, dan Kecamatan Jombang.
Mikroplastik merupakan remahan atau serpihan plastik berukuran lebih kecil dari 5 mm hingga 1/1000 mm atau setara dengan 1 helai rambut dibelah tujuh. Ukurannya yang kecil ini memungkinkan partikel tersebut melayang di udara dalam waktu lama sebelum akhirnya turun bersama air hujan.
Penemuan mikroplastik pada sampel air hujan di Jombang ini paling banyak jenis fiber. Kemudian, terdapat juga mikroplastik jenis fragmen, filamen, dan foam.
Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti mengatakan bahwa salah satu sumber terbesar dari mikroplastik dalam air hujan tersebut adalah aktivitas pembakaran sampah plastik, yang umum dilakukan di empat kecamatan di Kabupaten Jombang.
“Dari 30 peserta yang mengikuti acara penelitian, 100% menyebutkan bahwa perlakuan penanganan sampah di desanya adalah dengan pembakaran,” kata Rafika dalam keterangan tertulisnya.
Dari keempat lokasi, tingkat cemaran mikroplastik tertinggi tercatat di Genuk Watu Ngoro, dengan 70 partikel per liter air hujan. Perum Tambakrejo sebanyak 46 partikel per liter, Plandaan Karangmojo 41 partikel per liter, dan Kecamatan Tembelang 28 partikel per liter. Perbedaan tingkat cemaran tersebut, menurut Rafika, dipengaruhi oleh kepadatan permukiman, aktivitas industri, lalu lintas kendaraan, serta arah dan kecepatan angin.
Praktikkan Zero Waste
Kepala Sekolah MTSN 16 Jombang, Emi Tahmidah mengatakan bahwa untuk mengurangi cemaran mikroplastik, kini kantin sekolah telah mempraktikkan zero waste. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Sekolah juga sudah mendorong para pelajar untuk membawa tumbler sebagai upaya untuk mengurangi botol plastik.
“Kegiatan ini adalah kesempatan yang baik bagi MTSN 16 Jombang untuk mengenal bahaya mikroplastik. Namun, butuh aksi nyata untuk menghindari ancaman mikroplastik yang kian nyata di lingkungan sekitar. Bahkan, temuan mikroplastik dalam air hujan harus memacu keseriusan dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik,” kata Emi.
Sementara itu, bagi para pelajar yang terlibat, kegiatan ini juga memberi pengalaman dan kesadaran baru. Salah satu pelajar MTSN 16 Jombang, Ananda Ayu Renia mengaku tidak menyangka air hujan yang ia teliti mengandung partikel plastik.
Namun, untuk mengisi liburan, kegiatan ini baginya menyenangkan sekaligus membuka wawasan baru bagi para pelajar. “Kami belajar mengamati air hujan menggunakan mikroskop dan menemukan mikroplastik jenis fiber, filamen, dan fragmen,” katanya.
Pengalaman tersebut mendorongnya untuk mulai menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam kehidupan sehari-hari. “Sekarang saya tahu bahwa sampah plastik yang kita hasilkan bisa kembali ke kita dengan cara yang tidak terduga,” ujarnya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































