Jakarta (Greeners) – Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih Lenteng Agung di Jakarta Selatan resmi beroperasi pada Kamis (27/11). Pengoperasian fasilitas ini merupakan kolaborasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Nestlé Indonesia, WWF Indonesia, dan Waste4Change. Hal ini untuk memperkuat pengelolaan sampah perkotaan, khususnya sampah plastik yang terus meningkat setiap tahun.
TPS3R Sinergi Bersih Lenteng Agung saat ini memiliki kapasitas pengelolaan hingga 42 ton sampah per hari. Sampah yang masuk akan petugas timbang dan alirkan ke area conveyor untuk proses pemilahan oleh operator.
Fasilitas ini dapat memilah tiga jenis sampah. Sampah tersebut mencakup sampah bernilai ekonomis yang akan dijual ke offtaker dan bubur organik yang dikirim ke pembudidaya Black Soldier Fly (maggot). Kemudian, material untuk Refuse Derived Fuel (RDF) dapat industri semen manfaatkan. Sementara itu, residu yang tidak terolah akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang. TPS3R ini melayani 26 RW di lima kelurahan, yaitu Srengseng Sawah, Cipedak, Jagakarsa, Ciganjur, dan Lenteng Agung.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono menghadiri peresmian tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Indonesia menghadapi situasi serius terkait timbulan sampah plastik yang mencapai puluhan juta ton per hari dan tidak dapat terurai secara alami. Menurutnya, sampah plastik dapat terfragmentasi dari ukuran makro hingga mikro dan nano plastik yang sangat sulit dikendalikan.
“Sampah plastik di mana-mana, dari makro ke mikro, dari 5 mm ke 1 mm. Lalu, setelah ratusan tahun menjadi nano plastik yang terus terdegradasi menjadi partikel lebih kecil lagi,” ujarnya.
Dalam konteks tersebut, kehadiran TPS3R Lenteng Agung menjadi bagian penting dari percepatan target Indonesia Bebas Sampah 2029. Diaz menjelaskan bahwa TPS3R tengah pemerintah dorong sebagai pelengkap program Waste to Energy (WTE).
Saat ini Kementerian Lingkungan Hidup juga sedang mendorong TPS3R di seluruh Indonesia. “Kami telah mengusulkan 1000 TPS3R dan sedang kami rekap ulang, termasuk untuk revitalisasi TPS3R,” tambahnya.
Kelola Sampah dari Sumbernya
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dudi Gardesi Asikin menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya. Hal itu penting mengingat timbulan sampah yang terus meningkat dan semakin membebani kapasitas TPA Bantar Gebang.
“Timbulan sampah yang terus meningkat membuat kapasitas TPA Bantar Gebang semakin terbatas. Karena itu, pengelolaan sampah dari hulu menjadi semakin penting agar kita dapat menghadirkan perubahan bagi masa depan Jakarta,” jelasnya
President Director Nestlé Indonesia, Georgios Badaro juga berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak kolaborasi lintas sektor antara pemerintah dan dunia usaha. Ia mendorong agar semua pihak bekerja sama untuk menciptakan masa depan di mana pertumbuhan dan keberlanjutan dapat berjalan berdampingan.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































