BRIN dan OceanX Bakal Riset Ekosistem Gunung Api Bawah Laut Sulawesi Utara

Reading time: 2 menit
BRIN dan OceanX bakal riset ekosistem gunung api bawah laut Sulawesi Utara. Foto: OceanX
BRIN dan OceanX bakal riset ekosistem gunung api bawah laut Sulawesi Utara. Foto: OceanX

Jakarta (Greeners) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama OceanX berkolaborasi untuk riset laut dalam yang akan berlangsung pada November–Desember mendatang. Ekspedisi perdana ini akan fokus pada ekosistem gunung api bawah laut di Sulawesi Utara, sebuah wilayah yang belum pernah terjelajahi.

Ketua Tim Tata Kelola Ekspedisi, Direktorat Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN, Adi Slamet Riyadi mengatakan, OceanX akan menyediakan platform penelitiannya yang unik dan berskala global. Salah satunya, mereka akan menyediakan Kapal Riset Ocean Explorer.

Selain itu, kolaborasi ini juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta BAPPENAS. Perguruan tinggi Indonesia pun ikut terlibat untuk bersama-sama merancang dan melaksanakan ekspedisi, program pelatihan, maupun hasil-hasil ilmiah.

“Ekspedisi pertama ini akan menghasilkan data dasar ekologi dan genetik yang mendukung desain kawasan konservasi laut nasional. Kemudian, untuk melatih para peneliti Indonesia di atas kapal dan membangun momentum untuk eksplorasi laut dalam yang Indonesia pimpin,” kata Adi, Senin (25/8).

Menurutnya, laut Indonesia memiliki peran penting sebagai batas akhir keanekaragaman hayati, pengatur iklim, dan sumber daya genetik laut. Kolaborasi riset ini dibentuk untuk membantu menutup kesenjangan pengetahuan yang masih ada. Selain itu, inisiatif ini juga bertujuan mendukung pencapaian tujuan nasional dalam tata kelola laut yang berkelanjutan.

BACA JUGA: Berkaca dari Tsunami Tonga, Waspadai Gunung Api Bawah Laut Indonesia

Kolaborasi ini sepenuhnya dipimpin oleh Indonesia sesuai UU Sisnas Iptek No. 11 Tahun 2019. Inisiatif ini juga sejalan dengan platform penelitian kerja sama BRIN (2025–2027). Kemudian, ada berbagai program nasional seperti Proyek KRISNA, LAUTRA, dan RPJMN yang juga selaras dengan kolaborasi ini.

Selain itu, riset ini ada enam tema yang menjadi fokus utama. Di antaranya Deep-Sea Biodiversity and Ecosystem Health, Oceanographic Drivers and Ecosystem Connectivity, Marine Genomics and Biodiversity Mapping, Submarine Geology and Geohazard, Megafauna and Food Web Dynamics (Pilot), serta Ecosystem Services and Carbon Dynamics (Pilot).

OceanX Hadirkan Wahana Riset Canggih

Sementara itu, OceanX juga akan menghadirkan berbagai wahana riset canggih, termasuk Kapal Riset Ocean Explorer dengan panjang 87 meter. Kapal itu dilengkapi laboratorium kering dan basah, CTD rosette sampling, serta ROV dengan kemampuan hingga 60 meter. Selain itu, tersedia triton submersibles yang dapat menyelam hingga 1.000 meter dan helikopter Airbus untuk observasi megafauna.

BACA JUGA: Temuan Gunung Laut di Pacitan, PVMBG : Bukan Gunung Api Aktif

Di samping itu, Adi menerangkan, terdapat beberapa persyaratan peserta riset yang perlu diperhatikan lebih detail. “Peserta minimal S2 atau master di bidang Ilmu Kelautan atau Ilmu Kebumian, berstatus WNI yang berafiliasi BRIN, perguruan tinggi, organisasi riset lain, atau ilmuwan asing yang mempunyai kolaborator Indonesia,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa peserta hanya boleh terlibat dua pengajuan proposal dalam program RIIM Invitasi Strategis tahun ini. Ini baik sebagai ketua dan anggota maupun dua-duanya sebagai anggota. “Kemudian peserta wajib berpartisipasi dalam penelitian ilmiah kelautan ini dalam hal data akuisisi maupun pengambilan sampelnya,” lanjut Adi.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top