Otomatisasi Sistem Ritel Bisa Bantu Kurangi Limbah Makanan

Reading time: 2 menit
Ilustrasi limbah makanan. Foto: Freepik
Ilustrasi limbah makanan. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Sampah organik masih menjadi penyumbang terbesar ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Bisnis ritel berpotensi besar dalam menghasilkan limbah makanan. Dengan memanfaatkan otomatisasi sistem, perusahaan ritel dapat dengan mudah mengurangi limbah makanan.

Sales Director RELEX Solutions, Onni Rautio mengatakan dengan adanya otomatisasi sistem, peritel bisa memprediksi permintaan stok secara akurat. Otomatisasi secara efektif meminimalkan kelebihan makanan yang terbuang secara percuma.

“Selain itu, otomatisasi juga akan membantu peritel untuk menyederhanakan pengelolaan persediaan agar lebih efisien, mengoptimalkan proses pemesanan, serta meminimalkan melakukan penanganan secara manual, yang turut berkontribusi pada praktik ritel yang lebih berkelanjutan dan efisien,” ungkap Onni lewat keterangan tertulisnya.

BACA JUGA: Indonesia “Banjir” Sampah Makanan

Menurutnya, strategi pengelolaan limbah makanan yang efektif sangatlah penting untuk mengurangi dampak buruk yang dihasilkan. Salah satunya, pengelolaan itu dilakukan lewat otomatisasi ritel yang memudahkan para peritel untuk bisa mencegah timbulnya limbah makanan.

Dengan terciptanya otomatisasi sitem, peritel dapat memprediksi permintaan konsumen, menyesuaikan tingkat persediaan dan memastikan tingkat stok sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan memanfaatkan analisis data dan pembelajaran mesin, peritel dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan dan meminimalkan stok. Sehingga, limbah makanan pun akan berkurang secara signifikan.

Selanjutnya, pelacakan tanggal kedaluwarsa otomatis dapat meningkatkan pengelolaan persediaan dengan merotasi stok secara efektif dan secara akurat melacak. Bahkan, bisa mengelola masa simpan produk untuk mengurangi kemungkinan kelebihan stok. Secara bertahap, hal ini juga bisa mencegah produk kedaluwarsa terbuang sia-sia.

“Sistem ini menyederhanakan operasi, meminimalkan penanganan secara manual, dan membuat keputusan yang lebih tepat untuk mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan rotasi produk,” tambah Onni.

Teknologi Bantu Ritel Kurangi Limbah Makanan

Onni menambahkan, teknologi perencanaan rantai pasokan yang canggih dapat membantu peritel mengurangi limbah makanan hingga 10–40%. Peritel juga bisa sambil mempertahankan profitabilitas dan ketersediaan produk di rak.

“Menerapkan solusi otomatisasi ritel di Indonesia dapat memberikan beberapa manfaat bagi lingkungan. Selain mengurangi limbah makanan, otomatisasi secara signifikan dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan mengoptimalkan rute transportasi untuk menurunkan emisi,” kata Onni.

BACA JUGA: Kali Dadap Kembali Jadi Lautan Sampah Berbau Tak Sedap

Apalagi, saat ini tren pelanggan Indonesia mulai bergerak ke praktik-praktik yang ramah lingkungan dan memiliki misi keberlanjutan. Tren inilah yang menyebabkan segmen konsumen ramah lingkungan di Indonesia terus meningkat. Sehingga, bisa mendorong peritel untuk menyesuaikan produk dan menjalankan praktik dengan pendekatan yang lebih ramah lingkungan untuk memenuhi permintaan konsumen.

“Tanpa otomatisasi, bisnis dapat mengalami inefisiensi dan menghadapi potensi kerugian finansial yang signifikan karena ketidakmampuan untuk menganalisis data secara real-time. Selain itu, otomatisasi tugas-tugas rutin memungkinkan karyawan untuk fokus pada kegiatan yang lebih penting, yang berkontribusi pada pengurangan biaya secara keseluruhan,” ujar Onni.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top