Jakarta (Greeners) – Beberapa waktu belakangan, Jakarta kerap kehabisan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium pada sore hari. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengaku telah kehabisan stok BBM premium sejak pukul setengah lima sore.
Seperti yang terjadi di SPBU Gandaria, Jakarta Selatan. Di SPBU bernomor 34.12114 ini pasokan premiumnya selalu habis pada sore hari sejak hari Senin (25/08). Habisnya stok premium ini membuat para pengendara kendaraan bermotor terpaksa membeli BBM non-subsidi atau memilih untuk mencari BBM premium di SPBU lain.
Salah seorang pengawas SPBU Gandaria, Syarief menjelaskan, bahwa pihaknya sudah sejak seminggu terakhir mengalami pengurangan pasokan BBM bersubsidi sejak diberlakukannya pembatasan BBM bersubsidi oleh PT. Pertamina.
“Sejak dibatasi pada 18 Agustus lalu, kami sebagai pengusaha merasakan efeknya, dari yang setiap hari bisa mengeluarkan 56 kiloliter, sekarang menjadi 32 kiloliter. Padahal, sebelum dibatasi, setiap hari penjualan kami mencapai 50 kiloliter. Jadi, ya berkurang banyak sekarang,” ujarnya, saat ditemui Greeners pada Rabu (27/08) kemarin.
Salah seorang pengendara sepeda motor bernama Burhan (43) yang baru saja mengisi bahan bakar di SPBU Gandaria, mengaku terpaksa membeli BBM jenis Pertamax karena tidak ingin repot mencari stok premium di SPBU yang lain.
“Saya tidak apa-apa deh pake pertamax dulu daripada harus muter-muter lagi mencari premium,” ujarnya.
Seperti diketahui, sejak tanggal 18 Agustus 2014 lalu, PT. Pertamina (Persero) telah mengatur penyaluran kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk memastikan agar kuota Solar dan Premium tetap mencukupi hingga akhir tahun 2014 mendatang.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Ali Mundakir menjelaskan bahwa pengaturan kuota BBM bersubsidi tersebut sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan Belanja (APBN) 2014 dan berdasarkan APBN-Perubahan (APBN-P) 2014 yang menyatakan bahwa kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter.
“Jadi, sesuai dengan amanat UU tersebut, maka Pertamina sudah harus mulai melakukan pengaturan kuota per harinya untuk memastikan BBM bersubsidi cukup hingga akhir tahun 2014,” ujar Ali melalui keterangan tertulis yang diterima Greeners.
(G09)













































