Omon Rusmana; Beternak dan Belajar

Reading time: 5 menit

Apa rahasia suksesnya?

Kuncinya adalah K U T R, yang artinya K adalah kerja keras. Dalam bertenak sapi harus kerja keras pantang menyerah. U adalah ulet, T adalah tekun, dan R adalah rajin. Itulah kunci sukses saya dalam ternak sapi, dan dari empat hurup tersebut harus diterapkan dengan sungguh-sungguh. Untuk saat ini, seperti yang terjadi pada lingkungan saya, yang terlihat adalah sifat malas untuk berinovasi, seperti yang paling mendasar adalah pencatatan dari semua aktivitas ternak.

Menurut Anda, bagaimana peran pemerintah terhadap peternakan sapi?

Kontribusinya cukup bagus contohnya banyak pelatihan-pelatihan dan penyuluhan terhadap peternak sendiri. Yang harus diperbaiki adalah dari peternak itu sendiri untuk berubah dan meningkatkan kualitas susu sapinya.

Apa pendapat Anda tetang sistem kuota yang ditetapkan oleh produsen susu, yang membedakan harga susu tersebut?

Saya mendukung diterapkannya sistem tersebut, karena ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah sebagai pemberi dorongan terhadap petani untuk meningkatkan kualitas susu semakin baik. Tetapi saya kira banyak kelebihannya dibanding kekurangannya. Kekurangannya adalah bagi peternak yang mempunyai sapi sedikit dengan kualitas susu rendah. Maka dari itu, saya berkali-kali bilang, mari para peternak untuk banyak belajar tentang ternak sapi perah dan jangan malas untuk belajar.

Apakah Anda Sudah mengembangkan sistem biogas?

Sudah, dan sangat membantu sekali untuk perekonomian rumah tangga. Sebelum saya mengembangkan biogas, saya memakai kompor gas hanya 18 hari. Tetapi setelah mengembangkan biogas, maka saya bisa memakai kompor gas mencapai 40 hari.
Biogas tersebut dimanfaatkan untuk keperluan apa saja?

Selain untuk keperluan rumah tangga, saya gunakan untuk keperluan ternak sapi itu sendiri seperti memandikannya dengan air hangat, dan mencuci peralatan ternak  yang berhubungan langsung dengan susu sapi tersebut.

Apakah sudah mengelola pakan ternak seperti silase?

Untuk silase, saya belum mengembangkanya, karena terjebak pada pakan ternak yang terbatas dan menjadi tantangan peternak di daerah ini.

Bagaimana Anda melihat persaingan dengan susu kambing yang konon lebih berkhasiat?

Saya tidak melihat itu sebagai ancaman. Untuk saat ini, saya belum terpikirkan untuk ternak susus kambing. Untuk sekarang, saya masih fokus pada susu sapi perah.

Apakah Anda melihat derasnya susu impor sebagai suatu ancaman?

Untuk saat ini, saya belum terlalu khawatir karena persaingannya berbeda. Untuk susu impor masih mengunakan susu bubuk, belum susu segar. Dan susu bubuk tersebut harus diseduh. Yang saya kawatirkan adalah peternak luar negeri membuat pertanian sapi di Indonesia yang berskala besar, dan dari segi teknologi mereka sangat maju.

Harapan Anda terhadap sesama peternak khususnya di Jawa Barat dan secara umum di Indonesia?

Peternak khususnya di Jawa Barat, masih lemah dalam artian pembelajaran. Seperti dalam pencatatan dan penyeleksian bibit sapi. Saya juga sering ngobrol dengan peternak di sekitar lingkungan saya, mereka bilang “Saya mah waktunya teu aya” (saya tidak mempunyai waktu). Dan buat pemerintah, saya juga berharap untuk memerhatikan pakan ternak, karena lahan pakan ternak semakin menyempit. (end)

Top