Bike To School Tumbuhkan Karakter dan Motivasi Belajar Siswa

Reading time: 3 menit
Diskusi Bike To School di Kota Bandung. Foto: Greeners/Apriohansyah

Bandung (Greeners) – Saat ini lebih dari tiga sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Bandung sudah menerapkan bike to school. Gerakan ini tak sekadar mendorong kebiasaan positif dan menyehatkan. Akan tetapi mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter, konsentrasi belajar, motorik hingga kebahagiaan siswa.

Bike to School ini terimplementasi berkat inisiasi Bike To Work (B2W) Bandung untuk membumikan gerakan bersepeda secara masif.

Ketua B2W Bandung Wildan Fahdiansyah menyatakan, program Bike To School diharapkan tak sekadar membuat siswa rutin bersepeda. Akan tetapi, dapat mengubah mindset siswa yang tadinya mengandalkan kendaraan bermotor mulai beralih menggunakan sepeda dalam mobilitas sehari-hari.

Ia menyebut dampak kegiatan bersepeda pun harapannya dapat lingkungan sekitar rasakan. Misalnya berkurangnya kemacetan di lingkungan sekitar sekolah, meningkatnya kualitas udara, dan membuat lingkungan sekolah semakin asri dan hijau.

“Jadi, kami berharap gaya hidup sadar dan ramah lingkungan dapat dimulai dari siswa-siswa yang bersepeda ke sekolah,” katanya dalam diskusi terkait Bike To School Kota Bandung, di Bandung, Kamis (29/9).

Kegiatan diskusi ini menjadi ajang sosialisasi Hello Bike Festival yang akan berlangsung 4-6 November 2022 nanti di Summarecon Mall Bandung. Hello Bike Festival akan hadir dalam kampanye road to opening Summarecon Mall Bandung.

Saat ini, beberapa sekolah telah menjalankan program Bike To School, yaitu SMPN 55 Bandung, SMPN 36 Bandung, dan SMPN 34 Bandung serta beberapa SMP lainnya.

Tak hanya itu, gerakan bersepeda ini juga menekankan pentingnya basic safety riding sebelum, saat, dan setelah bersepeda. “Ini diperlukan agar mereka lebih memperhatikan keamanan, kenyamanan dan ketertiban selama bersepeda,” ungkapnya.

Selain itu, Wildan juga menyebut pentingnya fasilitas pendukung yang harus disediakan, seperti penyediaan tempat parkir yang layak dan aman. Hal ini penting untuk memastikan pelajar tak kehilangan motivasinya selama bersepeda ke sekolah.

Bersepeda ke sekolah menumbuhkan kecintaan pelajar pada lingkungan. Foto: Rahmat Suprihat

Tumbuhkan Nilai Karakter melalui Bersepeda

Guru asal Bandung Rahmat Suprihat mengatakan, dampak bersepeda sangat nyata. Selain menyehatkan, gerakan bersepeda efektif untuk menanamkan nilai karakter. Mulai dari seperti kesabaran, manajemen waktu, disiplin, solidaritas serta cinta lingkungan.

“Artinya bila tak bersepeda, anak-anak tidak akan menerima nilai-nilai kebaikan itu,” ujar pegiat Bike To School ini.

Namun, gerakan ini harus teroptimalisasi dengan dukungan para guru dan pihak sekolah sebagai figur yang dapat siswa contoh.

Sementara itu, Psikolog Klinis Anak dan Remaja Melissa Luckyanti berpendapat, bersepeda dapat berdampak baik pada kemampuan konsentrasi saat belajar, kemampuan motorik dan kebahagiaan. Saat mengayuh pedal sepeda maka dapat meningkatkan aliran darah sehat yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh termasuk otak.

“Hal ini dapat merangsang otak untuk meningkatkan produksi hormon serotonin, norepinefrin, dan dopamin, serta meningkatkan transmisi informasi antara berbagai bagian tubuh dengan cerebral cortex. Sehingga memunculkan perasaan senang, meningkatkan fokus dan mempercepat reaksi otot,” katanya.

Buka Ruang Diskusi Gerakan Bike To School

Pemimpin Redaksi Greeners.co Syaiful Rochman berharap, Pemerintah Kota Bandung berpihak kepada gerakan Bike To School. Salah satu contoh keberpihakannya melalui penyediaan ruang-ruang diskusi untuk implementasi gerakan ini.

“Bahkan kalau perangkat kebijakan daerahnya mendukung pasti akan lebih cepat akselerasi gerakan Bike To School ini,” imbuhnya.

Syaiful menilai, anak-anak zaman sekarang menghadapi tantangan disrupsi seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti gadget. Gerakan sepeda berpotensi menjadi entry point sebagai ajakan perubahan perilaku yang lebih baik.

Selain itu, gerakan bersepeda juga berkontribusi terhadap pengurangan polusi Kota Bandung yang bersumber dari kendaraan bermotor.

“Sekarang jika kita biarkan keran kendaraan bermotor itu dibuka maka tekanan lingkungannya juga akan tinggi. Itu yang kami harapkan ke depan ada penyeimbang melalui gerakan-gerakan seperti ini,” tandasnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top