Sudirman Said Galakan Konservasi Energi Sebagai Sumber Daya Energi Kelima

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan bahwa konservasi atau penghematan energi yang tengah gencar digalakan oleh Pemerintah merupakan solusi untuk mencukupi kebutuhan energi yang diperlukan seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk Indonesia.

Mengingat pentingnya peran konservasi energi, ia bahkan menjadikan Gerakan Konservasi Energi sebagai sumber daya energi yang kelima. Karena menurutnya, akan lebih murah untuk melaksanakan program hemat energi sebagai strategi penyediaan energi yang mencukupi daripada menambah produksi untuk mengimbangi peningkatan konsumsi energi akibat pemborosan.

“Jadi, dibanding menambah pasokan energi dengan impor, lebih murah harganya bila masyarakat bisa berhemat,” katanya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Senin (29/02).

Oleh karena itu, lanjutnya lagi, untuk bisa membuat masyarakat menerapkan pola hidup hemat energi, maka sosialisasi penghematan energi perlu terus digalakkan agar konservasi energi mampu benar-benar menjadi sumber daya energi yang kelima setelah minyak, gas, batubara dan energi terbarukan.

Sebagai informasi, menurut outlook energi 2014 yang dikeluarkan oleh Dewan Ketahanan Energi, sejalan dengan meningkatnya laju pembangunan dan pola hidup masyarakat, konsumsi energi di Indonesia pun ikut meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini terjadi hampir pada semua sektor yang mencakup sektor industri, transportasi, komersial, rumah tangga, pembangkit listrik dan sektor lainnya.

Selain biomassa, konsumsi energi final di Indonesia selama ini masih bertumpu pada energi fosil terutama bahan bakar minyak (BBM). Meskipun peran energi fosil lainnya seperti batubara dan gas bumi belum setinggi BBM, namun kedua jenis energi tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Pertumbuhan rata-rata sebesar 4,1% per tahun dengan total konsumsi energi final yang meningkat dari 117 juta Setara Ton Minyak (Toe) pada tahun 2003, menjadi 174 juta Toe di tahun 2013. Pada tahun 2013. Sektor industri merupakan sektor dengan pangsa konsumsi energi final terbesar yaitu sebesar 33% diikuti oleh sektor rumah tangga sebesar 27% dan sektor transportasi sebesar 27%. Sedangkan sektor komersial, sektor lainnya dan penggunaan untuk bahan baku 10%.

Apabila tanpa biomassa, total konsumsi energi final pada periode 2003-2013 tetap mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 5,5% per tahun. Total konsumsi energi final meningkat dari 79 juta Toe menjadi 134 juta Toe.

Berdasarkan jenis energi, BBM masih merupakan sumber energi fosil yang penting bagi Indonesia meskipun pangsanya turun sebesar 59% pada tahun 2003, menjadi 48% pada tahun 2013. Pada periode yang sama, pangsa batubara naik dari 12% menjadi 19%, gas bumi turun dari 17% menjadi 14%, LPG naik dari 2% menjadi 5%, dan listrik naik dari 10% menjadi 13%.

Penulis: Danny Kosasih

Top