Pot Derris, Pot Tanam Ramah Lingkungan Pengganti Polybag untuk Mangrove

Reading time: 2 menit
Pot Derris. Foto: BRIN
Pot Derris. Foto: BRIN

Pusat Riset Ekologi, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menciptakan Pot Derris. Pot tanam ramah lingkungan tersebut dapat mendukung restorasi ekosistem mangrove di Indonesia. Inovasi ini hadir sebagai alternatif pengganti polybag konvensional yang umumnya terbuat dari plastik dan berpotensi mencemari lingkungan.

Pot Derris terbuat dari bahan organik berbasis Derris trifoliata, yaitu tumbuhan invasif yang sering dianggap gulma di kawasan mangrove. Jenis tanaman ini tumbuh sangat cepat dan kerap mendominasi ekosistem. Sehingga dapat menyebabkan kematian pohon mangrove. Selain itu, juga menurunkan keanekaragaman hayati dan kapasitas penyerapan karbon biru (blue carbon).

BACA JUGA: Mahasiswa UGM Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan dari Kulit Pisang

Melalui inovasi ini, peneliti BRIN berhasil mengubah bahan yang semula menjadi masalah ekologi dan ekonomi menjadi solusi berkelanjutan. Dengan memanfaatkan Derris trifoliata sebagai bahan dasar, Pot Derris tidak hanya berfungsi sebagai media tanam, tetapi juga sumber nutrisi alami bagi mangrove muda.

Pot ini dapat dikombinasikan dengan pupuk hayati, seperti biostimulan atau bioremediator. Sehingga berperan ganda sebagai media tanam sekaligus penyedia nutrisi bagi tanaman. Selain itu, Pot Derris mudah terurai di alam, sehingga membantu mengurangi limbah plastik.

Produk inovatif ini turut dipamerkan dalam ajang Inari Expo di JIExpo Kemayoran. Hal ini sebagai wujud nyata kontribusi BRIN dalam riset dan inovasi hijau untuk keberlanjutan ekosistem pesisir Indonesia.

Dukung Keberlanjutan Mangrove

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi BRIN, Suyadi mengatakan bahwa melalui pemanfaatan bahan alami dari ekosistem mangrove, pihaknya ingin menghadirkan inovasi yang tidak hanya ramah lingkungan. Namun, inovasi ini juga mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir.

“Inovasi ini kami harap dapat masyarakat terapkan secara luas untuk kegiatan rehabilitasi mangrove. Terutama pada lahan kritis, misalnya lahan bekas tambak yang memerlukan modifikasi hidrologi, lahan tercemar minyak, lahan dengan kesuburan tanah rendah, lahan yang banyak (tumbuhan) jenis invasif,  dan lain sebagainya,” kata Suyadi dalam keterangan tertulisnya.

Dengan kehadiran Pot Derris di Inari Expo, BRIN menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan riset yang aplikatif dan berdampak nyata bagi lingkungan. Inovasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan ilmiah dapat menghasilkan solusi konkret bagi permasalahan ekologi.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top