pelestarian satwa liar
Jakarta (Greeners) – Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia setiap 4 Desember harus jadi momentum meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian flora dan fauna yang terancam punah. Selain itu juga memastikan penjagaan habitat […]
Jakarta (Greeners) – Pemerintah perlu mendorong penguatan kebijakan restorasi ekosistem. Revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya harus mendukung penguatan itu. Revisi UU […]
Bagi model, aktris dan pendiri Garda Satwa Indonesia, Davina Veronica Hariadi, keserakahan manusia menyebabkan semakin tingginya kasus kejahatan terhadap satwa liar.
KLHK membuka layanan “Call Center Quick Response” untuk memudahkan masyarakat melaporkan permasalahan terkait satwa liar.
Berbagai upaya untuk meningkatkan populasi spesies satwa yang terancam punah terus dilakukan dan kini kabar gembira datang dari Anoa Breeding Center (ABC) Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado.
Total sebanyak 14 telur dari 26 telur komodo telah berhasil menetas di Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor. Proses penetasan telur komodo dari indukan Rangga dan Rinca ini masih berlangsung dan dinantikan.
Kasus pemeliharaan satwa liar dilindungi secara ilegal hingga saat ini masih dianggap hal biasa. Lemahnya penindakan terhadap pemelihara satwa liar dilindungi secara ilegal ini membuat para pedagang satwa dilindungi tersebut semakin banyak.
Sebelas telur komodo menetas pada Kamis (02/03/2017), di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor. Menetasnya telur komodo ini sekaligus membuktikan bahwa satwa tersebut dapat bertahan hidup dan bertelur di luar habitat aslinya.
Fakultas Biologi Universitas Nasional menggelar Simposium Konservasi Mamalia Besar Indonesia. Simposium ini bertujuan menggelorakan semangat perjuangan masyarakat dalam melestarikan mamalia besar Indonesia.