Jakarta (Greeners) – The Antheia Project menyalurkan 10.000 galon air bersih siap minum kepada warga di enam pulau di wilayah Kepulauan Seribu. Inisiatif ini merupakan bagian dari program SETIA (Setetes Air, Seribu Arti), yang bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap air bersih layak konsumsi di wilayah pesisir dan kepulauan.
Enam pulau yang menjadi lokasi distribusi adalah Pulau Kelapa, Pulau Panggang, Pulau Tidung, Pulau Lancang, Pulau Harapan, dan Pulau Untung Jawa. Pendistribusian galon air bersih berlangsung selama dua pekan, tepatnya pada 9, 12, dan 13 Juni serta 17–19 Juni 2025.
Inisiatif ini merupakan bagian dari visi The Antheia Project untuk membangun harmoni antara manusia dan alam secara berkelanjutan. Program ini merupakan gagasan Co-founder & CEO The Antheia Project, Ruhani Nitiyudo, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap masyarakat pesisir yang kerap menghadapi tantangan sumber air bersih.
“Inisiatif ini lahir dari kepedulian mendalam terhadap lingkungan dan kemanusiaan. Harapannya galon ini bisa mereka pakai ulang, dijaga dengan baik, dan tidak rusak atau dibuang sembarangan. Ini bukan hanya tentang distribusi air, tapi juga edukasi keberlanjutan dan mendorong gaya hidup sadar lingkungan,” jelas Ruhani dalam keterangan tertulisnya.
Selain berdampak langsung pada akses air bersih, program ini juga mendukung penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance). Selain itu, juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Antheia berharap inisiatif ini tidak hanya berhenti pada distribusi air. Namun, juga menjadi pemicu kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan solidaritas sosial, terutama di wilayah pesisir yang rentan.
Galon Siap Minum Bantu Warga
Sementara itu, Koordinator Penanggung Jawab Mesin SWRO di Pulau Harapan, Ishak menjelaskan bahwa meskipun air hasil pengolahan RO (Reverse Osmosis) di wilayahnya cukup jernih, air tersebut tetap perlu dimasak sebelum dikonsumsi. Hal ini untuk memastikan air benar-benar bebas dari bakteri yang mungkin muncul dari penampungan atau saluran distribusi.
“Saat musim kemarau, tantangan kami semakin besar. Sebab, pasokan air dari mesin RO ikut menurun yang biasanya mampu menghasilkan sekitar 15 liter per menit menjadi lebih sedikit. Sementara itu, air sumur yang tersedia di sini cenderung payau. Sehingga, tidak bisa kami gunakan secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan layak minum setiap hari,” ujar Ishak.
Menurut Ishak, bantuan air galon siap minum dari Antheia sangat membantu warga. “Manfaatnya sangat warga rasakan, terutama dalam aktivitas harian. Kami sangat bersyukur dan berharap program ini bisa terus berlanjut ke depannya,” tambahnya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































