Jakarta (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq meresmikan Waste Crisis Center (WCC) pada Kamis (31/7) di Jakarta. WCC ini sebagai pusat layanan percepatan pengelolaan sampah nasional.
“Kami berharap Waste Crisis Center ini dapat menjadi jawaban atas segala permasalahan sampah di seluruh Indonesia, mulai dari hal terkecil di tingkat rumah tangga hingga tantangan besar di skala regional dan nasional,” ujar Menteri Hanif.
Pembentukan Waste Crisis Center merupakan langkah konkret KLH dalam menutup kesenjangan kapasitas pengelolaan sampah antar wilayah, mencakup infrastruktur, kelembagaan, pembiayaan, penegakan hukum, hingga partisipasi masyarakat.
Sebagai simpul koordinasi nasional, WCC menjembatani kebijakan pusat dan pelaksanaan teknis di daerah dalam kerangka Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah.
WCC mengemban empat fungsi utama. Di antaranya sebagai think tank nasional yang menyusun rekomendasi strategis berbasis data lapangan. Kemudian, sebagai tim manajemen proyek yang memastikan implementasi kebijakan berjalan konsisten. Selanjutnya, sebagai konsultan teknis bagi pemerintah daerah. Terakhir, sebagai command center yang melakukan pengawasan dan peringatan dini berbasis sistem data real-time.
Percepat Pengelolaan Sampah melalui Data
Tenaga Ahli Menteri LH sekaligus pendiri Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan bahwa pihaknya akan mengumpulkan beragam teknologi informasi. Selain itu, juga inovasi data yang akan mendukung percepatan pengelolan sampah.
“Hal ini akan mendukung percepatan pengelolaan sampah melalui data yang terintegrasi untuk mewujudkan Indonesia bersih dan bebas sampah,” ujar Junerasano.
WCC juga menjadi bagian penting dalam penyusunan Peraturan Presiden terkait Jakstranas Pengelolaan Sampah. Dalam waktu dekat, WCC akan berevolusi menjadi Sekretariat Koordinator Nasional Implementasi Jakstranas, yang bertugas mengawal pelaksanaan pengelolaan sampah secara berkelanjutan dan lintas sektor.
“WCC kami bentuk bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai pusat kendali dan solusi nyata dalam sistem pengelolaan sampah nasional yang modern, terukur, dan kolaboratif,” tambah Menteri Hanif.
Dengan hadirnya WCC, KLH/BPLH menegaskan target nasional: 100% cakupan layanan pengangkutan sampah, 100% pengolahan sampah melalui berbagai fasilitas (TPS3R, TPST, RDF, kompos, waste-to-energy), serta pengiriman residu seminimal mungkin ke TPA dengan sanitary landfill.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































