Jakarta (Greeners) – Para pelajar SDIT Al Huda, Pulau Bawean, Jawa Timur, memperingati Hari Bumi 2025 dengan menyelidiki ekosistem sungai di sekitar sekolah mereka. Dalam penyelidikan ini, mereka menemukan mikroplastik di perut ikan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Ecokids, sebuah inisiatif sekolah ekologis yang dijalankan oleh SDIT Al Huda. Sebagai pendamping, Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyediakan mikroskop untuk membantu para pelajar menyelidiki mikroplastik yang terdapat di tubuh ikan tersebut.
Dari hasil identifikasi oleh enam siswa Ecokids bersama guru pendamping, terdapat tujuh jenis fiber mikroplastik dalam tubuh ikan. Salah satunya termasuk di bagian lambung.
Sementara itu, di air sungai mereka juga menemukan 10 partikel mikroplastik, yang terdiri dari tujuh fiber dan tiga fragmen. Keberadaan mikroplastik ini diduga kuat berasal dari limbah tekstil yang mencemari area sungai.
Salah satu siswa Ecokids, Niki, mengungkapkan keprihatinannya, “Saya kaget saat lihat isi perut ikan ada plastiknya. Saya jadi lebih semangat untuk mengurangi plastik sekali pakai, agar ikan yang saya makan tidak ada mikroplastiknya,” ujarnya kepada tim Ecoton.
BACA JUGA: Hari Bumi: Yuk, Kenalan dengan 5 Masjid yang Sudah Pakai Panel Surya!
Banyaknya sampah plastik cup di sekitar pelabuhan juga turut memperkuat temuan ini. Sampah tersebut berasal dari menjamurnya kedai es teh yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai.
Plastik cup tersebut umumnya dibuang sembarangan di tepi sungai hingga akhirnya menumpuk. Tak hanya itu, Pulau Bawean juga menerima kiriman sampah dari laut. Hal itu mencemari keindahan pantainya yang selama ini menjadi daya tarik utama.
Melihat urgensi pada situasi ini, SDIT Al Huda menggandeng Ecoton, untuk mengembangkan budaya reuse di lingkungan sekolah. Sebagai bagian dari inisiatif ini, program Ecokids merencanakan pembukaan toko refill. Langkah ini sebagai upaya mengurangi sampah plastik, mengingat Pulau Bawean kini berada dalam status darurat sampah plastik.
Pendidikan yang Membumi
Project Manager Zero Waste Ecoton, Tonis Afrianto, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan sekolah seperti SDIT Al Huda merupakan bentuk nyata dari pendidikan yang membumi. Menurutnya, gerakan zero waste harus berawal dari anak-anak karena merekalah yang akan membentuk pola konsumsi masa depan.
“Refill station di sekolah adalah langkah strategis untuk mengurangi plastik sekali pakai secara sistemik,” ujar Tonis.
BACA JUGA: Kekuatan Kita, Planet Kita: Mengisi Masa Depan dengan Energi Bersih
Kini, Pulau Bawean juga sudah memiliki Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2021 tentang Pembatasan Plastik Sekali Pakai. Namun, temuan mikroplastik di lingkungan sungai ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan di lapangan, terutama di wilayah kepulauan, masih membutuhkan perhatian dan penguatan yang lebih serius.
Kepala SDIT Al Huda Bawean, Rissky Wahyu Saputra, turut menegaskan pentingnya momen Hari Bumi tahun ini sebagai titik balik dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Peringatan Hari Bumi tahun ini, menjadi momentum penting bagi SDIT Al Huda dan masyarakat Bawean untuk memperkuat komitmen dalam menjaga bumi. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan setiap hari,” katanya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia












































