BRIN dan Google Arts Luncurkan Platform Gambar Cadas Prasejarah Indonesia

Reading time: 2 menit
BRIN dan Google Arts meluncurkan platform gambar cadas prasejarah Indonesia. Foto: BRIN
BRIN dan Google Arts meluncurkan platform gambar cadas prasejarah Indonesia. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Google Arts & Culture meluncurkan platform digital yang mendokumentasikan gambar cadas prasejarah Indonesia. Gambar-gambar ini merupakan warisan budaya nenek moyang yang menyimpan kisah lebih dari 50.000 tahun lalu.

Selama 2,5 tahun, BRIN dan Google telah mendokumentasikan gambar cadas dari lebih dari 100 gua yang tersebar di berbagai pulau, mulai dari Sumatra hingga Papua. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengungkapkan, peluncuran platform digital ini sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut.

β€œIni adalah tentang bagaimana kita menggunakan inovasi teknologi, dalam hal ini platform Google Arts & Culture, untuk menghidupkan kembali narasi-narasi kuno, serta membuatnya relevan dan menarik bagi generasi masa kini dan mendatang,” ujar Handoko di Jakarta, Selasa (3/6).

Handoko menambahkan bahwa gambar cadas tersebut rentan terhadap berbagai faktor, baik alam maupun aktivitas manusia. Upaya konservasi fisik tentu menjadi prioritas. Namun, dokumentasi digital beresolusi tinggi dan pembuatan tur virtual adalah bentuk preservasi komplementer yang sangat penting.

β€œPlatform ini memuat kondisi situs pada suatu waktu, menyediakan data berharga untuk penelitian lebih lanjut, dan memungkinkan pengalaman virtual yang mengurangi tekanan kunjungan fisik ke situs-situs yang rapuh,” terang Handoko.

Pentingnya Studi Gambar Cadas

Indonesia merupakan wilayah yang sangat penting dalam studi gambar cadas (rock art). Sebab, menyimpan pengetahuan berharga tentang dinamika kehidupan masa prasejarah.

Gambar cadas juga menjadi bagian penting dari studi arkeologi. Terutama dalam memahami proses migrasi manusia modern awal (Homo sapiens) dari paparan Sunda ke paparan Sahul melalui kawasan Wallacea.

Peran penting Indonesia dalam kajian gambar cadas dunia didukung oleh sejumlah temuan gambar cadas tertua. Temuan ini berhasil teridentifikasi dalam satu dekade terakhir.

Hasil publikasi riset dari kerja sama antara peneliti Indonesia-Australia tentang gambar cadas di Sulawesi Selatan (Aubert et al. 2014, 2019, dan Brumm et al. 2021) dan Kalimantan Timur (Aubert et al. 2018) terbit pada jurnal ilmiah prestisius Nature dan Science Advances.

Riset itu mengungkap tentang umur gambar cadas berupa gambar figuratif (gambar natural hewan dan therianthropik) dan cap tangan di dua kawasan tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa gambar-gambar tersebut telah ada setidaknya sejak 45.000 tahun yang lalu.

Hasil penelitian ini kemudian termuat dalam dua karya publikasi. Di antaranya Pleistocene cave art from Sulawesi, Indonesia dan Earliest hunting scene in prehistoric art. Publikasi ini menjadi salah satu dari 10 terobosan ilmu pengetahuan versi majalah Science di 2014 dan 2020.

Namun, pengetahuan tersebut tidak hanya berhenti di kalangan akademisi saja. BRIN dan Google Arts & Culture berharap publik dapat mengakses proyek budaya ini secara luas untuk mengenalkan sejarah dan warisan Indonesia.

Dengan memamerkan situs-situs dan seni yang ada di dalamnya, platform ini tidak hanya mengangkat status Indonesia dalam narasi arkeologi global. Namun, juga meningkatkan pemahaman tentang pola migrasi manusia dan perkembangan masyarakat awal. Wawasan dari penelitian ini berpotensi untuk membentuk kembali perspektif tentang sejarah bersama, dan asal-usul kreativitas dan inovasi manusia.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top