Atasi Sampah di Bandung, Greeners.co Gelar Bincang Komunitas

Reading time: 3 menit
Greeners.co menggelar Bincang Komunitas di Kota Bandung (Dok.Greeners)
Greeners.co menggelar Bincang Komunitas di Kota Bandung.

Bandung (Greeners) – Permasalahan sampah di Kota Bandung hingga kini belum teratasi secara tuntas. Sebagai upaya menemukan solusi bersama, Greeners.co menggelar Bincang Komunitas. Hal itu untuk menggali sudut pandang berbagai pihak terhadap kondisi pengelolaan sampah di Bandung.

Program Bincang Komunitas yang diselenggarakan pada Jumat (18/8) ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Greeners.Co Editorial Trip. Tim kegiatan ini akan mengunjungi satu kota/kabupaten setiap bulan. Kondisi kepedulian lingkungan hidup dalam kehidupan kota tersebut akan dikupas secara tuntas.

Pada Editorial Trip di Kota Bandung, Greeners.Co melangsungkan kegiatan diskusi Ngariung Kanggo Bandung dengan mengusung tema “Darurat Sampah? Hayu Rempug Meresan”. Sejumlah komunitas di Kota Bandung pun turut hadir pada kegiatan ini.

Hadir pula narasumber dalam diskusi. Di antaranya Ratna Ayu Wulandari selaku Koordinator Manajer Kota ZWC, Adi Panuntun selaku Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF), dan Fazri Putrantomo selaku Policy Analyst Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dalam diskusi, Ratna mengungkapkan permasalahan sampah di Kota Bandung sangat kritis. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti pun terancam tutup pada Desember 2023.

“Jadi, saat ini yang terjadi potensi krisis sampah akan terulang lagi. Akan ada krisis sampah pada Desember, bahkan lebih cepat,” kata Ratna dalam Kegiatan Ngariung Kanggo Bandung, Jumat (18/8).

BACA JUGA: Darurat Sampah, TPA Sarimukti Bandung Terancam Tutup

Forum Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS) memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah. Mereka meminta pemerintah untuk segera menangani sampah di kawasan komersil, pasar, dan taman.

Dari sisi industri kreatif, Adi Panuntun menilai edukasi tentang sampah pun dapat dilakukan melalui animasi dan film pendek. Sehingga, hal tersebut bisa mengubah pola pikir masyarakat untuk bijak terhadap sampah yang dihasilkannya.

“Pola pikir ini perlu dipupuk sejak usia dini. Misalnya, edukasi melalui media kreatif seperti inilah yang bisa membangun pola pikir anak-anak soal kepedulian terhadap sampah,” ujar Adi.

Ajak Komunitas Realisasikan Kepedulian Nyata

Program Editorial Trip Greeners.Co juga mendukung dan mendorong implementasi keberlanjutan kota (sustainable cities) dan partisipasi berbagai pihak. Masyarakat, komunitas anak muda, pengusaha, pemerintah daerah, akademisi, serta media bisa turut serta mewujudkan semangat merealisasikan kepedulian nyata.

Sejumlah komunitas juga telah hadir dalam Ngariung Kanggo Bandung. Di antaranya River Cleanup Indonesia, Bike To Work Bandung, Federal Bandung Indonesia, dan lainnya.

Editorial Trip Greeners. Foto: Dini Jembar Wardani

Editorial Trip Greeners. Foto: Dini Jembar Wardani

Melalui perwakilan komunitas yang hadir, Editorial Trip Greeners.co telah menjadi wadah bagi mereka untuk mengetahui permasalahan lingkungan di Kota Bandung saat ini. Penyampaian narasumber juga dapat membuka pikiran para partisipan untuk ikut merealisasikan kepeduliannya dalam mengatasi permasalahan sampah di Bandung.

Adi Panuntun sebagai pegiat kreatif menambahkan, laju sampah akan terus berlanjut hingga menumpuk. Menurut dia, Bincang Komunitas bisa menjadi momen untuk mengajak masyarakat merealisasikan kepeduliannya terhadap lingkungan.

Realisasi tersebut pun perlu terencana, terarah, dan terukur agar bisa menghasilkan sebuah dampak yang siginifikan dari permasalahan sampah ini.

BACA JUGA: Pilah dari Sumbernya, Bandung Coba Pecahkan Masalah Sampah

Dekatkan Komunitas dengan Informan

Peserta Ngariung Kanggo Bandung sekaligus anggota dari BJBS, Hisyam mengatakan, melalui kegiatan seperti ini, media bisa menemani para komunitas untuk bertemu para informan yang lebih dekat.

“Kegiatan Editorial Trip adalah salah satu contoh yang oke untuk media menemani kami bertemu kreator dan informan di lapangan lebih dekat. Dari sudut pandang kreatif ada, regulator pemerintah ada, forum komunitas ada. Jadi, lengkap semuanya,” kata Hisyam.

Policy Analyst Direktorat Pengurangan Sampah (KLHK), Fazri Putrantomo juga mengatakan bahwa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Seluruh masyarakat, komunitas, dan pemerintah harus ikut dalam menangani hal ini.

“Pemerintah memiliki regulasi dalam mengatur pengelolaan sampah. Kemudian, di dalam Undang-Undang tercatat bahwa manusia harus tanggung jawab terhadap sampahnya. Tidak bisa hanya pemerintah yang lakukan sendirian,” ungkap Fazri.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top