Pemerintah Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Teknologi Waste to Energy

Reading time: 2 menit
Pemerintah mendorong ekonomi sirkular lewat teknologi waste to energy. Foto: Kumparan
Pemerintah mendorong ekonomi sirkular lewat teknologi waste to energy. Foto: Kumparan

Jakarta (Greeners) – Timbulan sampah di Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 143.000 ton sampah setiap hari. Namun, hanya 15 persen yang berhasil pemerintah daerah kelola. Salah satu solusi potensial untuk mengurangi volume sampah tersebut adalah penerapan teknologi waste to energy.

Menurut Hanif, ketimpangan tersebut menimbulkan risiko serius terhadap kualitas lingkungan dan meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah. Kendati demikian, pemerintah mendorong pengembangan teknologi waste to energy. Pengembangan ini akan berlangsung khususnya di kota-kota besar dengan volume sampah di atas 1000 ton per hari.

Inisiatif tersebut berpadu dengan penerapan ekonomi sirkular agar sampah tidak hanya jadi limbah, melainkan dapat diolah kembali menjadi sumber daya yang bernilai bagi masyarakat.

Waste to energy bukan segalanya. Maka kita wajib membangun circular economy, ekonomi hijau yang mampu mengolah kembali sampah dan mereduksi timbulan agar tidak menjadi beban jangka panjang,” ujar Hanif dalam Kumparan Green Initiative Conference di Jakarta, Kamis (18/9).

Limbah sebagai Peluang

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang turut menekankan pentingnya transformasi industri nasional menuju arah yang lebih ramah lingkungan. Agar industri memiliki daya saing, kata dia, limbah tidak seharusnya dipandang sebagai beban, melainkan peluang untuk menciptakan nilai tambah baru. Dengan inovasi yang tepat, limbah produksi dapat diolah kembali menjadi bahan baku alternatif. Selain itu, juga bisa menjadi sumber energi bersih, maupun produk turunan bernilai komersial.

Pendekatan tersebut, menurut Agus, tidak hanya membantu mengurangi tekanan terhadap lingkungan, tetapi juga memperkuat rantai pasok nasional. Bahkan, menciptakan lapangan kerja hijau, serta memastikan industri Indonesia tetap kompetitif di pasar global.

“Industri hijau merupakan salah satu langkah nyata dalam mendukung circular economy. Sebab, pengelolaan limbah dapat kita ubah menjadi sumber daya baru yang bermanfaat,” ucap Agus.

Ia menilai bahwa limbah industri harus dilihat sebagai peluang, bukan sebagai beban. Sebab, dapat menjadi bahan baku alternatif, energi baru, atau produk turunan yang bernilai komersial.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top