Jakarta (Greeners) – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra taksonom mengidentifikasi satu spesies baru tumbuhan dari famili Araceae (aroid) yang ditemukan di Provinsi Riau, Sumatra. Spesies ini bernama Homalomena chikmawatiae. Penamaan tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Prof. Dr. Tatik Chikmawati (IPB University). Dia telah berdedikasi dalam pengembangan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.
Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Muhammad R. Hariri, mengatakan bahwa Homalomena chikmawatiae merupakan spesies baru dari Riau. Secara morfologi, spesies tersebut menyerupai genus Furtadoa dengan ciri khas daun memerisai dan bagian steril cukup besar pada spadix.
BACA JUGA: Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Anggrek Akar Tak Berdaun di Aceh
Penelitian filogenetik berbasis sekuen ITS menunjukkan bahwa genus Furtadoa bersifat polifiletik. Selain itu, seluruh spesiesnya kini direklasifikasikan ke dalam genus Homalomena. Temuan ini memperkuat pentingnya pendekatan taksonomi integratif dalam memahami kompleksitas evolusi famili Araceae Malesia.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa keragaman morfologi dalam Homalomena, khususnya kelompok dengan spadix bertipe Furtadoa, jauh lebih kompleks dari perkiraan,” ujar Hariri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/6).
Identifikasi Terbaru Homalomena
Sebagai tindak lanjut, dua spesies sebelumnya dalam genus Furtadoa kini resmi peneliti klasifikasikan ulang. Furtadoa indrae menjadi Homalomena indrae, dan Furtadoa sumatrensis menjadi Homalomena sumatrensis. Studi ini juga menyusun kunci identifikasi terbaru untuk kelompok Homalomena bertipe spadix Furtadoa di wilayah Malesia.
Spesies baru H. chikmawatiae dideskripsikan berdasarkan sejumlah ciri khas. Di antaranya daun berbentuk perisai (peltate), spadix dengan bagian steril (appendix) yang menonjol, serta bunga jantan yang hanya memiliki satu benang sari (monandrus).
Awalnya, masyarakat lokal di Riau menemukan tanaman ini. Kemudian, tim BRIN membudidayakan tanaman tersebut di Bogor. Tim BRIN selanjutnya melakukan pengamatan morfologi dan analisis molekuler terhadap spesimen tersebut.
“Tanaman ini memiliki kombinasi ciri yang tidak biasa dalam kelompoknya, terutama daun peltate dan appendix steril besar. Ini memperkaya pemahaman kita tentang variasi morfologi dan hubungan evolusi dalam Homalomena,” jelasnya.
BACA JUGA: Mengenal Ngengat Glyphodes nurfitriae, Spesies Baru dari Papua
Secara filogenetik, H. chikmawatiae ditempatkan dalam Cyrtocladon Supergroup, meskipun beberapa cirinya menyimpang dari karakter umum kelompok tersebut. Hal ini menegaskan pentingnya pendekatan taksonomi integratif dalam memahami kompleksitas evolusi tumbuhan aroid di kawasan Malesia.
Saat ini, H. chikmawatiae hanya diketahui dari satu populasi, sehingga direkomendasikan berstatus Data Deficient (DD) berdasarkan pedoman IUCN. Selain mendeskripsikan spesies baru, studi ini juga menyusun kunci identifikasi terbaru untuk kelompok Homalomena dengan spadix bertipe Furtadoa di wilayah Malesia.
Hasil penelitian ini telah terpublikasi dalam jurnal internasional Webbia: Journal of Plant Taxonomy and Geography, Volume 80(1), halaman 99–104, April 2025, dengan judul “Nomenclatural Changes and New Species in Malesian Homalomena (Araceae)” (Irsyam et al., 2025).
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































