Peneliti BRIN Identifikasi Spesies Baru Tumbuhan Homalomena

Reading time: 2 menit
Peneliti BRIN mengidentifikasi spesies baru tumbuhan homalomena. Foto: BRIN
Peneliti BRIN mengidentifikasi spesies baru tumbuhan homalomena. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra taksonom mengidentifikasi satu spesies baru tumbuhan dari famili Araceae (aroid) yang ditemukan di Provinsi Riau, Sumatra. Spesies ini bernama Homalomena chikmawatiae. Penamaan tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Prof. Dr. Tatik Chikmawati (IPB University). Dia telah berdedikasi dalam pengembangan ilmu biosistematika tumbuhan di Indonesia.

PenelitiΒ Pusat Riset Biosistematika dan EvolusiΒ BRIN, Muhammad R. Hariri, mengatakan bahwa Homalomena chikmawatiaeΒ merupakanΒ spesies baru dari Riau. Secara morfologi, spesies tersebut menyerupai genusΒ FurtadoaΒ dengan ciri khas daun memerisai dan bagian steril cukup besar padaΒ spadix.

BACA JUGA: Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Anggrek Akar Tak Berdaun di Aceh

Penelitian filogenetik berbasis sekuen ITS menunjukkan bahwaΒ genusΒ FurtadoaΒ bersifat polifiletik. Selain itu, seluruh spesiesnya kini direklasifikasikan ke dalam genus Homalomena. Temuan ini memperkuat pentingnya pendekatan taksonomi integratif dalam memahami kompleksitas evolusiΒ familiΒ Araceae Malesia.

β€œPenelitian kami menunjukkan bahwa keragaman morfologi dalamΒ Homalomena, khususnya kelompok denganΒ spadixΒ bertipeΒ Furtadoa, jauh lebih kompleks dari perkiraan,” ujar Hariri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/6).Β 

Identifikasi Terbaru Homalomena

Sebagai tindak lanjut, dua spesies sebelumnya dalam genusΒ FurtadoaΒ kini resmi peneliti klasifikasikan ulang. Furtadoa indraeΒ menjadiΒ Homalomena indrae, danΒ Furtadoa sumatrensisΒ menjadiΒ Homalomena sumatrensis. Studi ini juga menyusun kunci identifikasi terbaru untuk kelompokΒ HomalomenaΒ bertipeΒ spadixΒ FurtadoaΒ di wilayah Malesia.

Spesies baru H.Β chikmawatiae dideskripsikan berdasarkan sejumlah ciri khas. Di antaranya daun berbentuk perisai (peltate),Β spadixΒ dengan bagian steril (appendix) yang menonjol, serta bunga jantan yang hanya memiliki satu benang sari (monandrus).

Awalnya, masyarakat lokal di Riau menemukan tanaman ini. Kemudian, tim BRIN membudidayakan tanaman tersebut di Bogor. Tim BRIN selanjutnya melakukan pengamatan morfologi dan analisis molekuler terhadap spesimen tersebut.

β€œTanaman ini memiliki kombinasi ciri yang tidak biasa dalam kelompoknya, terutama daunΒ peltateΒ danΒ appendixΒ steril besar. Ini memperkaya pemahaman kita tentang variasi morfologi dan hubungan evolusi dalamΒ Homalomena,” jelasnya.

BACA JUGA: Mengenal Ngengat Glyphodes nurfitriae, Spesies Baru dari Papua

Secara filogenetik,Β H. chikmawatiaeΒ ditempatkan dalamΒ Cyrtocladon Supergroup, meskipun beberapa cirinya menyimpang dari karakter umum kelompok tersebut. Hal ini menegaskan pentingnya pendekatan taksonomi integratif dalam memahami kompleksitas evolusi tumbuhan aroid di kawasan Malesia.

Saat ini,Β H. chikmawatiaeΒ hanya diketahui dari satu populasi, sehingga direkomendasikan berstatus Data Deficient (DD) berdasarkan pedoman IUCN.Β Selain mendeskripsikan spesies baru, studi ini juga menyusun kunci identifikasi terbaru untuk kelompokΒ HomalomenaΒ denganΒ spadixΒ bertipeΒ FurtadoaΒ di wilayah Malesia.

Hasil penelitian ini telah terpublikasi dalam jurnal internasional Webbia: Journal of Plant Taxonomy and Geography, Volume 80(1), halaman 99–104, April 2025, dengan judulΒ β€œNomenclatural Changes and New Species in Malesian Homalomena (Araceae)” (Irsyam et al., 2025).

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top