Riset Ungkap Pemimpin Agama Jadi Pendorong Utama Wacana Iklim Global

Reading time: 2 menit
Riset mengungkap bahwa pemimpin agama jadi pendorong utama wacana iklim global. Foto: GreenFaith Indonesia
Riset mengungkap bahwa pemimpin agama jadi pendorong utama wacana iklim global. Foto: GreenFaith Indonesia

Jakarta (Greeners) – Pemimpin agama di Indonesia perlu berperan dalam mendorong percepatan aksi mitigasi krisis iklim dan transisi energi. Dengan 87% populasi dunia diproyeksikan akan menjadi pemeluk agama pada 2050, kampanye perubahan iklim bersama komunitas iman bisa jadi salah satu tuas terkuat untuk mempercepat aksi iklim.

Terdapat laporan terbaru dari GreenFaith dan Laudato Si Movement berjudul “Telling the Climate and Faith Story: Strategies for Media Engagement”. Laporan tersebut mengungkapkan, sejak 2010 hingga 2024, liputan media dan pembicaraan dalam media sosial menunjukkan peningkatan konsisten penyebutan isu iklim oleh aktor-aktor keagamaan. Bahkan, pemberitaan mengenai hubungan antara kepercayaan dan iklim selalu memuncak pada momen-momen besar, terutama Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP).

Hal ini menunjukkan adanya jendela peluang khusus untuk mengangkat cerita tentang kepercayaan dan iklim di ruang publik. Peluang ini juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas dampaknya terhadap kebijakan dan kesadaran masyarakat. Para pemimpin agama yang ditahbiskan memegang peran sentral, karena kehadiran dan profil mereka mampu menarik perhatian lebih besar terhadap krisis iklim dan urgensi aksinya.

Eksekutif Direktur GreenFaith, Fletcher Harper mengatakan bahwa seruan dari para pemuka agama sangat penting. Media massa juga senang mengutip pendapat mereka untuk berbagai isu.

“Ada peluang untuk menunjukkan kepemimpinan dan aksi keagamaan di akar rumput dalam menghadapi perubahan iklim. Hal itu akan mendefinisikan iklim dari perspektif keagamaan sebagai isu keagamaan yang luas dan melibatkan banyak pihak, bukan hanya pemimpin agama,” kata Fletcher dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/9).

Laporan juga mengungkapkan bahwa hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Akun-akun tokoh publik muslim yang memiliki posisi politik nasional maupun regional terbukti efektif dalam menyampaikan pesan yang memadukan warisan budaya, nilai agama, dan tanggung jawab ekologis.

Banyak Cara Pemimpin Agama Ikut Aksi Iklim

Saat ini, tokoh agama juga penting untuk berperan aktif dalam melestarikan lingkungan. Menurut Pemimpin Proyek Ummah for Earth Greenpeace Indonesia, Rahma Shofiana, sebagai pemimpin agama mereka dapat memimpin komunitas mereka dengan memberi contoh dan mengadvokasi aksi lingkungan.

Rahma menambahkan bahwa ada banyak cara untuk tokoh agama terlibat dalam aksi iklim. Hal ini bisa memotivasi komunitas mereka untuk bekerja menerapkan perubahan sederhana guna mencapai gaya hidup ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga bisa mempererat hubungan antarumat beragama melalui aksi iklim.

“Apalagi, di Indonesia, tokoh agama kerap memiliki hubungan yang erat dengan pembuat kebijakan. Peran mereka dapat mendorong dan mengadvokasi kebijakan iklim,” jelas Rahma.

Temuan ini menegaskan bahwa menghubungkan pesan iklim dengan nilai-nilai agama bukan hanya relevan, tetapi juga strategis. Untuk memperluas dampaknya, penting menyoroti kepemimpinan agama di tingkat akar rumput dan memamerkan aksi-aksi lingkungan dari komunitas muda keagamaan. Selain itu, perlu juga untuk memperbanyak tokoh agama yang menyuarakan isu iklim serta merespons cepat kejadian terkait krisis iklim.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top