mode ramah lingkungan
Kain bambu terbuat dari serat hasil panen dari tumbuhan bambu. Hasil kain biasanya lembut, nyaman, dan menyerap, serta dapat Anda gunakan untuk pembuatan pakaian, seprei, kaos kaki, handuk, dan popok yang penggunaannya bisa berulang kali. Namun, apakah tekstil serat bambu untuk industri mode berkelanjutan?
Pada pekan mode di Milan, Italia, Bottega memamerkan bot yang sepenuhnya terbuat dari bahan yang dapat terurai secara hayati. Bot yang terbuat dari kopi dan tebu ini memiliki model unik. Haknya nampak seperti bakiak karena bentuknya yang tebal.
Merek jam tangan ternama, Breitling memperkenalkan kotak arloji yang dapat dilipat dan digunakan kembali yang seluruhnya terbuat dari botol plastik daur ulang. Breitling menggunakan plastik Polyethylene Etilen Terephalate atau PET. Terbuat dari limbah, konsumsen dapat kembali mendaur ulang kotak setelah masa penggunaan selesai.
Merek pakaian Vollebak menciptakan pakaian yang berbeda dari biasanya. Duo kembar pendiri perusahaan, Nick dan Steve Tidball menawarkan inovasi baru bagi bidang fesyen dengan menciptakan kaus berbahan dasar alga.
Perusahaan perlengkapan alat olahraga, Nike, meluncurkan jersey ramah lingkungan dari limbah plastik untuk klub sepak bola Liverpool.
Salah satu label fesyen ternama di dunia, Ralph Lauren, baru-baru ini telah menyatakan misi bahwa mereka siap menjadi label fesyen yang lebih ramah lingkungan. Mereka juga berjanji akan memegang prinsip […]
“Saya membuat produk mode ini untuk memotivasi seluruh wanita di dunia agar ikut berpartisipasi dalam menjalankan pola hidup sehat,” kata Yasmin Sobeih, perancang dan pendiri lini mode Under-Rapt.
Barang bekas dapat menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai estetika, bahkan nilai jual. Konsep upcycling ini diterapkan oleh Nagawati Surya untuk menciptakan berbagai tas unik dengan label Threadapeutic.
Glitter kerap digunakan untuk menciptakan riasan dengan kesan mewah maupun playful. Sayangnya bahan yang memantulkan cahaya ini menjadi salah satu penyumbang limbah plastik yang luput dari pengamatan.
Dewasa ini terdapat begitu banyak merek fesyen yang berlomba-lomba untuk menciptakan tas dengan konsep vegan, dan ini bukanlah hal yang buruk. Namun sayang, kebanyakan para desainer lebih memilih untuk meniru tren fesyen yang telah ada sebelumnya.
Apabila dilihat sekilas, tas-tas yang dihadirkan oleh merek fesyen asal New York, Urban Kraft, terlihat seperti tas yang terbuat dari kertas. Namun, tas vegan ini tahan air dan kuat.
Mayamiko, label fashion yang mengusung prinsip-prinsip Ethical Trade Initiative (ETI), membawa industri mode pada level yang ideal, dan mereka memulainya di Malawi.
Mengubah sampah menjadi produk fesyen yang berkualitas memang tidak mudah namun bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Amy Merli melakukannya dengan cara yang unik: menggagas Trashion Fashion Show.