Trashion Fashion Show, Ketika Sampah Menjadi Wearable Art

Reading time: 3 menit
trashion fashion show
Foto: trashionfashion.org

Mengubah sampah menjadi produk fesyen yang berkualitas memang tidak mudah namun bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Amy Merli, seorang penghobi daur ulang sampah asal Amerika Serikat, melakukannya dengan cara yang unik.

Dengan menggandeng desainer-desainer yang peduli dengan lingkungan, Amy menyelenggarakan Trashion Fashion Show. Trashion merupakan singkatan dari trash fashion. Trashion Fashion Show bisa dikatakan sebuah peragaan busana berbahan dasar sampah yang memamerkan karya seni yang bisa dipakai (wearable art).

Setelah debutnya pada tahun 2011, Trashion Fashion Show telah berkontribusi dalam pembuatan lebih dari 400 desain dan menjadi agenda tahunan di Hartford, Amerika. Tahun ini, Trashion Fashion Show akan diadakan pada tanggal 30 April nanti di Hartford, Amerika Serikat. Selain desainer busana, Trashion Fashion Show juga mengajak pelajar, mahasiswa dan komunitas untuk memperlihatkan karyanya.

Berikut ini 3 perancang yang ikut mempertunjukkan karya busana mereka dalam runway Trashion Fashion Show:

trashion fashion show

Foto: Trashion Fashion Show via Instagram

1. Zoe Ilana Grinfeld

Desainer busana asal Rhodes Islands, AS ini telah membuat pakaian dengan mendaur ulang sampah sejak usia 11 tahun. Saat berumur 15 tahun, Zoe memenangkan kompetisi desain di kalangan remaja, Project Runway: Threads. Pada Trashion Fashion Show 2015, Zoe memamerkan 4 busana. Dua di antaranya adalah desain pribadinya.

Busana pertama Zoe adalah atasan yang dipadukan dengan bawahan yang menyerupai sisik. Pakaian yang dikenakan oleh Rachana Talati (kiri) ini dibuat dari lembaran majalah, dan diberi warna dengan cat akrilik dan semprot. Sementara busana keduanya berupa terusan dengan kerah rumit besar yang dikenakan oleh Alexa Pagnani (kanan). Gaun ini terbuat dari bahan-bahan pembungkus paket kiriman dan pewarnaannya juga menggunakan cat semprot.

Top