Blue Ainery, Tas Berkelanjutan yang Lestarikan Budaya

Reading time: 2 menit
Tas berkelanjutan ini memiliki ruang penyimpanan yang besar. Foto: Yankodesign

Sobat Greeners, apakah kamu penggemar berat bahan denim? Jika iya mungkin kamu harus mulai mencari alternatif denim yang lebih berkelanjutan. Selain polyester ternyata bahan denim juga menjadi bagian dari fast fashion. Denim juga dapat menyebabkan polusi air yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

Pestisida, pewarna, hingga bahan kimia yang produsen gunakan untuk membuat denim, akan menjadi limbah pabrik dan dibuang ke saluran air yang dapat membuat sungai dan laut tercemar.

Karena itu, produsen asal Jepang yakni Blue Ainery menciptakan alternatif tas berbahan denim berkelanjutan bernama Furoshiki. Nama Furoshiki sendiri mengacu pada budaya, desain, dan mode tradisional Jepang.

Furoshiki merupakan kain pembungkus tradisional Jepang pada zaman dahulu yang terkenal pada tahun 1603 – 1868. Tas ini banyak masyarakat gunakan untuk membungkus barang, kotak makanan, hingga hadiah.

Perwarnaan alami tas ini tidak mencemari lingkungan. Foto: Yankodesign

Metode Tenun Tas dan Pencelupan Tradisional

Tidak hanya menghormati sejarah dan tradisi Jepang, Blue Ainery juga berpedoman pada lingkungan dalam proses pembuatan produknya. Mereka menggunakan metode tenun dan pencelupan tradisional yakni “Kase-zome” untuk membuat setiap produk tas Furoshiki.

Untuk bahan dasar pewarnaan, Blue Ainery menggunakan tanaman dari Okinawa, Jepang yang sudah tersedia sejak zaman kuno yakni Ryuku Indigo sebagai pewarnaan alami. Mereka menggunakan metode tradisional dan manual seperti fermentasi mikroorganisme hingga menghasilkan warna indigo yang sangat cantik dan pekat.

Setelah itu benang melewati proses pencelupan tradisional untuk memastikan pewarnaan Ryuku Indigo benar-benar meresap ke dalam inti benang. Karena memakai pewarnaan alami dan metode tradisional yang tekun dan lambat, tas Furoshiki memiliki warna yang tidak mudah pudar. Meskipun telah konsumen gunakan dalam waktu yang lama dan cuci berkali-kali.

Tidak hanya warna, Blue Ainery juga mengklaim produknya dapat bertahan selama beberapa dekade dan bukan hanya bertahun-tahun. “Denim ini kita tenun menggunakan alat tenun tradisional yang menghasilkan kain kepadatan tinggi yang lebih tahan lama daripada alat tenun modern,” papar desainer tas Furoshiki, Yoshinari Kakazu.

Meski memiliki desain yang sangat sederhana, tetapi tas Furoshiki dari Blue Ainery justru memiliki daya tarik tersendiri karena keminimalisan, tahan lama, fungsional, dan komitmen berkelanjutan yang dimilikinya. Desain sederhana ini juga membuat Furoshiki mampu menampung barang dengan jumlah yang banyak karena ruang yang sangat luas.

Penulis: Zahra Shafira

Sumber:

Yanko Design

Top