Jakarta (Greeners) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menetapkan Kelurahan Cawang, Jakarta Timur sebagai lokasi pilot project “Kuliner Hijau”. Hal itu untuk usaha berskala SPPL (Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan). Program ini bertujuan untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner agar menerapkan praktik ramah lingkungan di tengah aktivitas ekonomi perkotaan.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa Cawang memiliki nilai historis dan posisi strategis sebagai penghubung antara Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Meski demikian, hingga kini belum ada program lingkungan hidup yang secara khusus menyasar sektor UMKM kuliner di kawasan tersebut.
“Melalui pilot project ini, kami ingin para pelaku usaha memahami pengelolaan dampak lingkungan dari kegiatan usaha mereka. Ini sekaligus mendukung upaya pemulihan lingkungan di wilayah Jakarta,” ujar Asep dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/10).
Program Kuliner Hijau bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku usaha dalam mengelola dampak lingkungan. Hal itu mencakup pengolahan air limbah, pengendalian emisi udara, pengurangan sampah, serta pencegahan gangguan seperti bau dan kebisingan. DLH DKI pun berharap Kelurahan Cawang dapat menjadi contoh pembinaan lingkungan hidup bagi UMKM kuliner di wilayah lain.
Tahapan kegiatan meliputi bimbingan teknis pengelolaan lingkungan, penyusunan rencana aksi, serta pembuatan proposal kemitraan. Dalam bimbingan teknis, pelaku usaha akan mendapatkan pelatihan langsung dari dua lembaga. Di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan tim teknis DLH DKI Jakarta.
Bimbingan tersebut meliputi penggunaan grease trap, sistem pengolahan air limbah, teknologi pengendali emisi, serta penyusunan dokumen Matriks Pengelolaan Pemantauan Lingkungan.
Pembentukan Komunitas Kuliner Hijau
Sebagai bagian dari upaya memperkuat kesadaran lingkungan di sektor kuliner, DLH DKI Jakarta juga membentuk Komunitas Kuliner Hijau. Komunitas ini dapat menjadi wadah berbagi pengalaman, inovasi, dan kolaborasi antarpelaku UMKM dalam menerapkan praktik usaha berkelanjutan.
Komunitas tersebut juga akan membuka peluang kerja sama penyediaan sarana pengendalian pencemaran, seperti grease trap, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) tepat guna, serta pengelolaan sampah organik dan minyak jelantah. DLH DKI Jakarta mendorong keterlibatan BUMD, akademisi, dan sektor swasta melalui program kemitraan dan dukungan CSR untuk menjamin keberlanjutan program ini.
Asep menambahkan, keberhasilan pilot project di Cawang dapat menjadi model yang bisa direplikasi di wilayah lain. “Pemprov DKI berharap model pembinaan ini mampu membangun ekosistem usaha kuliner yang tidak hanya produktif dan kompetitif, tetapi juga berkelanjutan serta ramah lingkungan,” tuturnya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































