Jakarta (Greeners) – Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan kembali menggelar Indonesia Net Zero Summit (INZS) pada Sabtu, 26 Juli 2025, bertempat di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat. Konferensi ini akan membahas arah kebijakan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan transisi menuju ekonomi hijau.
Pada tahun ini, FPCI membawakan tema “Raising Indonesia’s Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction.” Tema ini menegaskan pentingnya menjaga ambisi iklim tetap menjadi prioritas nasional, di tengah beragam tekanan global seperti krisis geopolitik, ketidakpastian ekonomi, dan disinformasi publik yang dapat mengalihkan perhatian dari agenda iklim.
BACA JUGA: Net Zero Summit 2023 Galang Aksi Nyata Atasi Krisis Iklim
Ketua dan Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal, menjelaskan bahwa saat ini dunia menghadapi fragmentasi dalam upaya penanganan krisis iklim. Ia menyoroti melemahnya komitmen politik di sejumlah negara dan konflik global yang menyerap anggaran publik. Kemudian, bergesernya arah kebijakan di negara-negara maju.
“Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia tampil sebagai pelopor dan pemimpin dalam diplomasi iklim dan transisi hijau? INZS 2025 hadir sebagai ruang dialog kolektif untuk menjawab tantangan ini,” kata Dino dalam konferensi pers.
Dorong Komitmen Iklim
Dino menambahkan, beberapa pernyataan penting Presiden Prabowo Subianto dalam forum internasional memberikan harapan baru. Dalam KTT G20 di Brasil tahun lalu, Prabowo menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mencapai net-zero pada 2050.
“Dalam pertemuannya bersama Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, ia juga mengemukakan target ambisius, yaitu 100% energi terbarukan dalam satu dekade ke depan. Ini adalah policy statements yang menunjukkan sinyal positif untuk tindak lanjut nyata,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Indonesia tengah menyusun Second Nationally Determined Contribution (SNDC) sebagai bagian dari komitmen terhadap Persetujuan Paris. Menurut Dino, momentum ini merupakan kesempatan besar bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya. Hal itu dapat dilakukan melalui komitmen iklim yang ambisius, terukur, dan selaras dengan semangat 1,5°C.
“Indonesia memiliki seluruh modalitas untuk memimpin. Tanggung jawab iklim bukanlah penghambat pembangunan, justru sebaliknya. Ini adalah peluang abad ke-21 dan cara mencapai Visi Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
FPCI Gandeng 130 Mitra
FPCI, bersama lebih dari 130 mitra organisasi, komunitas, dan kampus dari seluruh Indonesia, menyatukan visi untuk menjadikan momentum ini sebagai wadah advokasi kolektif. Hal ini guna memperkuat masukan masyarakat sipil dalam mendukung pemerintah mewujudkan kebijakan iklim nasional yang ambisius, inklusif, berorientasi pada aksi nyata, dan selaras dengan target 1,5°C.
Sementara itu, penyelenggaraan INZS tahun ini tidak berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam konferensi para pejabat pemerintah, diplomat, akademisi, pelaku usaha, organisasi internasional, akademisi, LSM, serta tokoh-tokoh berpengaruh dari berbagai sektor, akan ikut hadir.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































