Perlunya Sinergi Sosial untuk Atasi Masalah Anak Indonesia

Reading time: < 1 menit
(kiri-kanan) moderator, Ketua Yayasan 1001 Buku Dwi Andayani, Founder 'Coin A Chance' Nia Sadjarwo, Head of Corporate Affairs Sarihusada Arif Mujahidin, dan Sosiolog Prof. Imam Prasodjo. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean

Jakarta (Greeners) – Kerjasama antar stakeholders (pemangku kepentingan), baik sektor pemerintah, swasta maupun masyarakat madani makin diperlukan untuk membantu memecahkan permasalahan sosial, termasuk masalah anak di Indonesia.

Sosiolog Profesor Imam Prasodjo menyatakan bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak di Indonesia. Permasalahan tersebut termasuk perbaikan status gizi dan akses terhadap pendidikan.

“Salah satu aset sosial yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah tradisi gotong royong dan saling tolong-menolong antar komponen masyarakat. Sayangnya, jika tradisi ini tidak dijaga bisa melemahkan pranata dan sinergi sosial di masyarakat,” ujar Imam yang ditemui dalam acara diskusi “Sinergi Sosial untuk Anak Indonesia”, Jakarta, Rabu (01/07/2015).

Imam menekankan bahwa untuk membuat suatu perubahan yang baik, diperlukan sinergi dengan berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah, tapi masyarakat, organisasi maupun perusahaan harus bekerjasama.

Diskusi yang digagas oleh Sarihusada ini juga menghadirkan Arif Mujahidin selaku Head of Corporate Affairs Sarihusada. Arif menyatakan bahwa perusahaannya juga mendukung pentingnya kerjasama dalam melakukan kegiatan sosial.

“Kami senantiasa bermitra dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap persoalan ibu dan anak, khususnya dalam upaya peningkatan gizi anak di awal kehidupan,” ujarnya.

Mengenai akses pendidikan bagi anak-anak, Dwi Andayani selaku Ketua Yayasan 1001 Buku menyatakan bahwa penyediaan sumber bacaan yang berkualitas bagi anak-anak dan pembinaan taman baca yang dikelola mandiri oleh masyarakat menjadi hal yang penting. Ia dan yayasannya juga memberlakukan seleksi ketat terhadap setiap buku bacaan yang diterima sebelum disumbangkan.

“Banyak membaca bacaan berkualitas merupakan salah satu cara efektif untuk memberikan asupan bagi pengembangan intelektual anak-anak,” kata Dwi.

Sebagai informasi, selain acara diskusi, Sarihusada juga memberikan donasi kepada Yayasan 1001 Buku dan gerakan ‘Coin A Chance’ masing-masing sebesar lima juta rupiah sebagai bentuk sinergi yang nyata untuk membantu mengatasi masalah anak Indonesia.

Penulis: Renty Hutahaean

Top