Pulihkan Ekosistem, Belantara Tanam Ramin dan Gaharu di Tahura SSH

Reading time: 2 menit
Penanaman bibit ramin dan gaharu di Tahura SSH. Foto: Belantara Foundation
Penanaman bibit ramin dan gaharu di Tahura SSH. Foto: Belantara Foundation

Jakarta (Greeners) – Belantara Foundation melakukan penanaman bibit pohon di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH), Provinsi Riau, pada Selasa (17/6). Kegiatan ini sebagai upaya untuk memulihkan dan melestarikan hutan yang mengalami degradasi.

Pada aksi penanaman dalam Tahura SSH ini, Belantara menggandeng mitra sektor swasta Jepang, Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura, dan kelompok tani. Jenis bibit pohon yang ditanam antara lain adalah ramin (Gonystylus bancanus) dan gaharu (Aquilaria malaccensis). Keduanya termasuk dalam kategori spesies pohon langka yang perlu dilestarikan.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna mengatakan bahwa restorasi ekosistem merupakan salah satu isu global yang penting saat ini. Sidang Majelis Umum PBB telah mendeklarasikan the UN Decade on Ecosystem Restoration, untuk mensinergikan upaya restorasi ekosistem secara masif pada ekosistem yang rusak dan terganggu pada periode 2021-2030.

BACA JUGA: LEM Fakultas Kehutanan UGM Tanam Ratusan Bibit Pohon di Sleman

“Dunia telah menargetkan pemulihan seluas 1,5 miliar hektare lahan terdegradasi pada 2030. Restorasi ekosistem jadi salah satu langkah strategis untuk memitigasi perubahan iklim, meningkatkan ketahanan pangan, menjaga suplai air, serta melindungi keanekaragaman hayati,” ujar Dolly dalam keterangan tertulisnya.

Kegiatan ini juga sekaligus memperingati Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia setiap 17 Juni. Momen ini menjadi kesempatan bagi semua masyarakat, termasuk sektor swasta untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pemulihan lahan yang terdegradasi.

Pulihkan Hutan Terdgradasi

Kegiatan penanaman ini juga merupakan bagian dari program β€œForest Restoration Project: SDGs Together!” yang fokus untuk memulihkan hutan yang terdegradasi. Dolly berharap program ini bisa mengembalikan fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro pada ekosistem hutan. Bahkan, mengurangi risiko kerusakan lingkungan seperti erosi dan tanah longsor.

“Pemulihan hutan terdegradasi juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, air, pohon, tanah, dan populasi satwa liar beserta habitat alaminya. Tidak hanya mendukung pemulihan hutan terdegradasi,” ujarnya.

Representative Director APP Japan Ltd, Tan Ui Sian mengatakan bahwa pihaknya akan lebih gencar mengajak multi-stakeholders di Jepang untuk mendukung Forest Restoration Project: SDGs Together ini.

Saat ini, program tersebut berfokus untuk mendukung sejumlah SDGs. Pertama, SDGs ke-12, yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Kemudian, ada target SDGs ke 13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

BACA JUGA: Tanam Ribuan Pohon, Cara Warga Jati Mulyo Jambi Pulihkan Lahan Gambut

Selanjutnya, terdapat juga SDGs ke-15, yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem. Terakhir, target SDGs ke-17, yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

β€œKerja sama dengan KPHP Minas Tahura telah memasuki tahap kelima. Bagi kami telah memberikan nilai tambah lebih besar untuk mengembangkan program dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di Jepang. Kami berharap dapat mengajak multi-stakeholders dari mancanegara lebih luas lagi untuk mendukung program Forest Restoration Project: SDGs Together,” ungkapnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top