Jakarta (Greeners) – Berkelana menyusuri alam kini menjadi aktivitas favorit banyak orang. Salah satu pengalaman menarik ditawarkan melalui Halimun Eco Trek, program yang mengajak peserta menelusuri rute wisata lokal di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kampung Sukagalih. Program ini memadukan keindahan alam, kekayaan budaya, serta edukasi mengenai tumbuhan dan buah lokal.
Halimun Eco Trek merupakan one-day tour trekking berbasis ekowisata yang terselenggara pada 15 November 2025. Sebanyak 30 peserta dari berbagai wilayah dan kalangan mengikuti kegiatan ini. Mereka menelusuri beberapa destinasi menarik. Destinasi tersebut terdiri dari Kampung Sukagalih, Hutan Damar, Terowongan atau Goa Cilodor, perkebunan dan sawah, serta aliran Sungai Citamiang.
Program ini merupakan kolaborasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dengan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Kerja sama tersebut dalam rangka menjalankan Social Impact Initiative (SII). Melalui program ini, kedua institusi merancang pemberdayaan masyarakat di Kampung Sukagalih. Kampung tersebut terletak di kawasan buffer zone Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Pemandu kegiatan Halimun Eco Trek, Nurbaidin, menjelaskan bahwa masyarakat lokal tidak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga berperan sebagai aktor utama dalam mengelola potensi desa secara berkelanjutan.
“Harapannya semoga Halimun Eco Trek ke depannya dapat terus berlanjut,” kata Nurbaidin.
Selain kegiatan trekking, kolaborasi UMN dan LATIN juga menghadirkan rangkaian program Social Impact Initiative. Di antaranya Melak Kopi, Pandu-Wisata, Eko-Siaga, dan 3T (Tanam, Tumbuh, Tuai). Program-program tersebut bertujuan memberdayakan masyarakat Kampung Sukagalih, meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan kapabilitas warga secara umum.
Sebagai puncak rangkaian kegiatan, Halimun Eco Trek menjadi program yang menggabungkan seluruh hasil dari program-program sebelumnya. Target audiens pada kegiatan ini adalah pihak eksternal dari Kampung Sukagalih sehingga hasil kolaborasi dapat dampaknya terasa lebih luas.
Wisata dan Pembelajaran
Dalam kegiatan tersebut, peserta tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga memperoleh cerita dan pembelajaran dari setiap destinasi yang dikunjungi. Program ini melibatkan lebih dari 15 pemandu lokal, sementara lebih dari 50 warga lokal berkontribusi mulai dari perancangan hingga pelaksanaan acara.
Nurbaidin berharap kegiatan ini tidak berhenti di satu acara saja. Namun, bisa berkelanjutan agar roda perekonomian dari kota ke desa dan sebaliknya terus berjalan.
Selain itu, Halimun Eco Trek diharapkan menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan, lembaga lingkungan, dan masyarakat lokal dapat menciptakan dampak positif bagi kesejahteraan bersama serta keberlanjutan lingkungan.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































