OceanX–BRIN Memulai Ekspedisi Laut Dalam di Sulawesi Utara

Reading time: 2 menit
OceanX–BRIN memulai ekspedisi laut dalam di Sulawesi Utara. Foto: BRIN
OceanX–BRIN memulai ekspedisi laut dalam di Sulawesi Utara. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) –  OceanX bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi memulai ekspedisi laut dalam untuk meneliti rangkaian gunung laut di Sulawesi Utara. Lokasi tersebut merupakan salah satu wilayah yang paling terpencil dan paling sedikit diteliti di kawasan Indo-Pasifik.

Ekspedisi berlangsung dari akhir November 2025 hingga Januari 2026. Fokus utama dari ekspedisi ini adalah mengungkap dinamika geologi, keanekaragaman hayati, dan proses ekosistem di bawah Cincin Api Pasifik.

Ekspedisi 2025 ini melanjutkan temuan misi OceanX–BRIN 2024 yang memetakan lima gunung laut yang sebelumnya belum terdokumentasi. Tahun ini, tim hadir dengan formasi lebih besar, tujuan riset lebih luas, dan perangkat eksplorasi lebih canggih. Hal itu guna menghasilkan dataset laut dalam terlengkap di Indonesia.

Co-CEO and Chief Scientist OceanX, Vincent Pieribone menyatakan bahwa ekspedisi ini membuka kesempatan besar dalam memahami wilayah laut dalam Indonesia. Gunung laut dapat membentuk arus, menjadi rumah bagi spesies langka, dan menjadi batu loncatan kehidupan di laut dalam.

“Dari ratusan gunung di perairan Indonesia, hanya sedikit yang telah dieksplorasi. Bekerja sama dengan BRIN, kita akan mendapatkan perspektif baru tentang bagaimana laut dalam Indonesia mendukung ekosistem lautnya yang lebih luas,” katanya.

Ekspedisi dimulai di Bitung dengan kegiatan edukasi publik dan pelibatan media pada 2–22 Desember 2025. Kapal riset R/V OceanXplorer kini bergerak menuju lokasi penelitian untuk dua tahap riset. Tahap pertama akan fokus pada fitur geologi dan hidrotermal. Tahap ini termasuk pemetaan resolusi tinggi, survei visual, dan profil dasar laut untuk memahami struktur vulkanik serta formasi tektonik.

Selanjutnya, tahap kedua akan meneliti keanekaragaman hayati dan dinamika ekologi gunung laut. Penelitian tersebut menggunakan ROV, kapal selam, analisis DNA lingkungan, serta instrumen oseanografi. Teknologi AI SeaSwipe mendukung anotasi citra secara cepat untuk memetakan spesies dan habitat secara real time.

Perkuat Riset Nasional

Selain eksplorasi ilmiah, ekspedisi ini juga akan memperkuat pembangunan riset nasional. Para peneliti muda BRIN serta mahasiswa dari berbagai universitas Indonesia akan mendapatkan pelatihan langsung mengenai pemetaan laut dalam, pengambilan sampel, genomik, hingga pemrosesan big data kelautan.

Hal tersebut selaras dengan platform Riset Kolaborasi Ekspedisi dan Eksplorasi Biodiversitas dan Geologi Maritim 2025–2027. Platform yang BRIN luncurkan ini bertujuan mempercepat penguatan ekosistem riset kelautan Indonesia.

Kepala BRIN, Arif Satria juga menegaskan pentingnya ekspedisi ini bagi kedaulatan ilmu pengetahuan kelautan Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan pusat keanekaragaman hayati dunia, Indonesia harus memimpin sains kelautan di kawasan.

“Ekspedisi bersama OceanX bukan hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memperkuat kemampuan bangsa dalam memetakan, memahami, dan mengelola laut dalam secara mandiri. Inilah fondasi penting menuju transformasi blue economy Indonesia,” ujar Arif.

Penelitian ini nantinya akan menghasilkan beragam dataset, seperti batimetri, sampel biodiversitas, sekuens DNA, dan citra beranotasi AI. Data tersebut mendukung perencanaan tata ruang laut, penilaian risiko geologi, dan penetapan garis dasar keanekaragaman hayati Sulawesi Utara.

Data tersebut juga akan mendukung pelaksanaan proyek nasional seperti KRISNA untuk penguatan armada kapal riset, serta LAUTRA untuk perluasan kawasan konservasi laut dan peningkatan konektivitas ekosistem.

Dari eksplorasi ilmiah ini, OcaenX dan BRIN optimistis bahwa ekspedisi laut ini akan menjadi tonggak penting bagi ilmu pengetahuan kelautan Indonesia. Selain itu, juga mendorong pemahaman lebih dalam tentang laut dalam dan memperkuat tata kelola kelautan nasional di masa depan.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top