Hari Gunung Internasional, Sampah Pendaki Masih Menjadi Masalah

Reading time: 3 menit
hari gunung internasional
Ilustrasi sampah di gunung. Foto: sayalupablognya.blogspot.com

Jakarta (Greeners) – Pada tahun 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 11 Desember sebagai Hari Gunung Internasional. Tujuan dari peringatan tahunan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya pegunungan bagi ekosistem, bumi, dan manusia. Namun, sampah yang ditimbulkan dari aktvitas pendakian masih menjadi masalah hingga saat ini.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan bahwa setiap gunung khususnya yang berada di taman nasional sudah memiliki konsep pengelolaan sampah yang ditangani oleh masing-masing Kepala Balai Taman Nasional. Meski demikian tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pendakian gunung yang semakin ramai menimbulkan sampah yang banyak pula.

“Untuk masalah sampah yang berada di gunung ini, kami dari KLHK sudah memberikan pedoman-pedoman pengelolaan sampah kepada mereka (Kepala Balai TN) seperti pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang sampah yang dimodelkan atau diadaptasi pada masing-masing taman nasional. Misalnya TN Gunung Ciremai, mereka memberikan konsep bahwa sampah menjadi tanggung jawab setiap pendaki,” ujar Novrizal saat dihubungi oleh Greeners melalui telepon pada Selasa (11/12/2018).

BACA JUGA: Kuota Wisatawan di 23 Gunung di Taman Nasional Akan Dibatasi 

Ketika dikonfirmasi, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Sudiyono membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan Gunung Ciremai saat ini sudah memiliki mekanisme check in-check out. Petugas akan melakukan pemeriksaan tiket masuk dan barang bawaan pendaki serta memberikan daftar barang berpotensi sampah yang harus diisi oleh pengunjung sebelum melakukan pendakian. Daftar tersebut harus diserahkan pendaki kepada petugas di gerbang keluar untuk pengecekan sampah setelah pendakian.

“Saat kita lakukan pengecekan, rata-rata 4 orang (pendaki) membawa sampah 3kg dan sampai saat ini (minggu kedua Desember 2018) ada sekitar 138 orang yang mendaki di Gunung Ciremai. Jumlah tersebut jelas sedikit karena kami hanya membuka satu jalur yakni pada jalur Aik Berik,” jelas Sudiyono kepada Greeners.

Kepedulian Soal Sampah Masih Minim

Masalah sampah di gunung ternyata juga menjadi perhatian pendaki gunung. Heru Putra Rizki, 22 tahun, pernah mendaki beberapa gunung di wilayah Jawa, diantaranya Gunung Gede Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Cikurai, Gunung Salak, Gunung Semeru, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Prau, dan Gunung Butak. Dari pengalaman mendaki tersebut, ia mengakui kalau pengelolaan taman nasional sudah mulai baik namun kepedulian para pendaki untuk tidak meninggalkan sampah di gunung dinilai masih kurang.

“Di beberapa gunung yang pernah saya daki, pengelolaan sampah oleh pihak pengelola sudah baik terutama di gunung yang berada di Taman Nasional. Misalnya Gunung Gede Pangrango dan Gunung Semeru, itu sudah ada tempat pengumpulan sampah. Sebelum mendaki pun ada larangan untuk tidak membawa perlengkapan yang bisa merusak alam. Jadi sudah ada peraturan apa saja yang boleh dan enggak boleh dibawa selama pendakian,” kata Heru.

Namun demikian, pemeriksaan barang bawaan pendaki yang seharusnya dilakukan oleh pengelola taman nasional terkadang tidak dilakukan. Menurut Heru hal ini bisa jadi karena banyaknya jumlah pendaki saat jalur pendakian dibuka sehingga membuka celah bagi pendaki untuk berbuat nakal.

“Balik lagi ke kesadaran pendaki, bukan salah dari pihak pengelolanya karena mereka juga sudah memberikan imbauan sebelumnya. Bahkan, setahu saya, setiap taman nasional ada waktu konservasi setahun sekali untuk membersihkan sampah-sampah yang tertinggal dan melakukan penghijauan kembali. Masalahnya, menurut saya edukasi untuk lingkungan ini kurang,” ujar Heru.

Senada dengan Heru, Novrizal juga mengimbau kepada para pendaki untuk selalu mematuhi peraturan yang ada di setiap TN atau gunung. Ia mengatakan akan sulit jika pemerintah bekerja sendiri tapi tidak didukung masyarakat, dalam hal ini para pendaki.

BACA JUGA: Pedoman Prosedur Pendakian Bersih Sampah Mulai Disusun

Sebagai informasi, peringatan Hari Gunung Internasional diselenggarakan dibawah koordinasi Badan PBB bidang Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO). Tahun ini tema yang diusung adalah #MountainsMatter. Menurut data FAO, pegunungan menyediakan sekitar 60 hingga 80 persen sumber air tawar untuk bumi dan menjadi rumah bagi seperempat keanekaragaman hayati daratan yang ada di bumi.

Penulis: Dewi Purningsih

Top