Peneliti Temukan Spesies Baru Tikus Hutan dari Gunung Tompotika Sulawesi

Reading time: 2 menit
Tim peneliti BRIN bersama mitra dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia menemukan spesies baru tikus hutan Sulawesi. Foto: BRIN
Tim peneliti BRIN bersama mitra dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia menemukan spesies baru tikus hutan Sulawesi. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Tim peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama mitra riset dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia melaporkan penemuan spesies baru. Spesies tersebut adalah tikus hutan endemik Sulawesi, Crunomys tompotika. Penelitian ini merupakan bagian dari kajian sistematika dan biogeografi mamalia Asia Tenggara yang menyoroti keragaman tikus hutan. Hasil studi menunjukkan bahwa Sulawesi, dengan sejarah geologinya yang unik, kembali menghadirkan temuan penting bagi dunia sains.

Peneliti PRBE BRIN, Anang Setiawan Achmadi menjelaskan Crunomys tompotika peneliti deskripsikan dari koleksi spesimen di kawasan Gunung Tompotika, Sulawesi Tengah. Hewan ini memiliki ukuran tubuh sedang, ekor relatif pendek dibandingkan panjang tubuh, serta bulu rapat dengan tekstur khas kelompok Crunomys.

Habitatnya berupa hutan pegunungan alami dengan vegetasi lebat yang relatif masih terjaga. “Penemuan ini menambah daftar panjang mamalia endemik Sulawesi yang terus bertambah seiring eksplorasi lapangan yang lebih intensif,” kata Anang.

BACA JUGA: Peneliti BRIN: Bioremediasi Mikroba Bisa Jadi Solusi Tumpahan Minyak di Laut

Selain mendeskripsikan spesies baru, penelitian ini juga merevisi taksonomi besar dengan menyatukan seluruh anggota Maxomys (tikus berduri/spiny rats) ke dalam genus Crunomys.

“Analisis ribuan penanda DNA, termasuk data genomik resolusi tinggi, menunjukkan bahwa Maxomys tidak membentuk kelompok yang utuh (non-monofiletik) jika terpisah dari Crunomys. Oleh karena itu, revisi ini paling tepat untuk mencerminkan hubungan evolusi sebenarnya,” tambah Anang.

Menurut Anang, penemuan Crunomys tompotika menunjukkan pentingnya eksplorasi lapangan dan kolaborasi internasional dalam mengungkap keragaman mamalia di Sulawesi. “Hasil ini menjadi bukti nyata bahwa masih banyak kekayaan hayati Indonesia yang menunggu untuk kita pelajari lebih dalam,” ujarnya.

Tim peneliti BRIN bersama mitra dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia menemukan spesies baru tikus hutan Sulawesi. Foto: BRIN

Tim peneliti BRIN bersama mitra dari Amerika Serikat, Australia, Prancis, dan Malaysia menemukan spesies baru tikus hutan Sulawesi. Foto: BRIN

Eksplorasi Biodiversitas Sulawesi Meningkat

Sejak 2012, lebih dari 20 spesies baru mamalia berhasil terdeskripsikan dari Sulawesi. Ini menunjukkan betapa kayanya fauna endemik yang terus terungkap melalui penelitian. Dengan adanya tambahan spesies baru, para ahli menegaskan pentingnya upaya eksplorasi biodiversitas di kawasan Wallacea. Sebab, hingga kini masih kurang terwakili dalam studi biologi dibandingkan kawasan lain di Indonesia.

“Penemuan spesies baru Crunomys dari Sulawesi ini membuka jendela baru terhadap sejarah evolusi hewan kecil di wilayah Wallacea, serta menegaskan pentingnya klasifikasi ulang pada tingkat genus untuk memahami keanekaragaman mamalia Indonesia secara lebih akurat,” ujar Anang.

BACA JUGA: BRIN dan UI Kembangkan Sistem Inovatif untuk Keselamatan Reaktor Nuklir

Kolaborasi lintas negara, lanjutnya, memungkinkan pemanfaatan teknologi genomik terkini serta memperluas cakupan data biogeografi. Hal itu akan menghasilkan kesimpulan yang lebih komprehensif mengenai sejarah evolusi mamalia di Asia Tenggara.

Bagi Anang, penemuan Crunomys tompotika sekaligus membuka peluang penelitian lebih lanjut. Hal itu baik terkait ekologi maupun interaksinya dalam ekosistem hutan Sulawesi.

“Data ini dapat menjadi pijakan penting memperkuat kebijakan konservasi dan memacu riset lanjutan dalam mendokumentasikan kekayaan hayati Indonesia,” ucapnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top