Menteri Kesehatan Tinjau Pasien Gizi Buruk di Asmat

Reading time: 2 menit
pasien gizi buruk
Menteri Kesehatan Nila Moeloek meninjau pasien gizi buruk dan campak di RSUD Agats, Asmat, Papua, Kamis (25/01/2018).

Jakarta (Greeners) – Menteri Kesehatan Nila Moeloek meninjau pasien gizi buruk dan campak di RSUD Agats, Asmat, Papua. Tinjauan tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa parahnya keadaan gizi buruk dan campak yang diderita oleh anak-anak Suku Asmat.

Seperti dilansir dalam keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan, Menkes Nila didampingi Kepala Badan PPSDM Kemenkes Usman Sumantri, Dirjen P2P Kemenkes Mohamad Subuh, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes Maura Linda Sitanggang.

Menkes Nila menyaksikan langsung satu persatu pasien anak dengan gizi buruk di ruang Aula RSUD Agats. Ia pun sempat bertanya kepada salah satu ibu pasien yang menjawab bahwa di sekitar rumahnya terdapat banyak lumpur dan menjadi tempat bermain anaknya, dan cuci tangan menggunakan sabun tidak biasa dilakukan.

“Kenapa tidak cuci tangan? Kalau tangan kotor terus makan kan banyak kuman, cacing yang ikut termakan sama anaknya. Biasakan cuci tangan,” kata Nila, Jumat (26/01/2018).

BACA JUGA: Hari Gizi Nasional 2018, Kemenkes Fokus pada Pencegahan Stunting

Sebelumnya, pada awal Januari 2018 Kemenkes melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi setelah mendapat laporan kejadian luar biasa (KLB) di beberapa distrik, yaitu Distrik Suator dan Distrik Kolf Brasa melayani 933 anak; Distrik Fayit dan Aswi melayani 407 anak; Distrik Pulau Tiga melayani 487 anak; Distrik Jetsy melayani 320 anak; dan Distrik Sirets melayani 732 anak.

Adapun sasaran ORI Campak di Kabupaten Asmat meliputi Balita yang berusia antara 9 sampai 59 bulan. Hingga saat ini, vaksin yang digunakan untuk ORI Campak di Kabupaten Asmat berasal dari buffer stock vaksin campak yang ada di Provinsi Papua.

“Diketahui penyakit campak sangat mudah menyebabkan komplikasi pada anak dengan kondisi gizi yang kurang baik atau gizi buruk, jadi penting dilakukannya ORI ini,” kata Nila.

BACA JUGA: Pemanasan Global Pengaruhi Asupan Nutrisi

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan menerima laporan bahwa RSUD Asmat menerima rujukan kasus campak atau morbili dan gizi buruk sejak 8 Januari 2018. Jumlah kasus campak tercatat sebanyak 22 pasien dimana 6 pasien rawat inap dan 16 pasien pulang rawat jalan. Sementara itu, gizi buruk dilaporkan sebanyak 8 pasien dengan rincian 2 pasien rawat inap, 5 pasien rawat jalan, dan 1 pasien meninggal dunia.

Sejak September 2017 hingga 23 Januari 2018, RSUD Agast dan Tim Kesehatan baik dari provinsi dan kabupaten telah menangani 646 kasus campak, 144 gizi buruk, 4 kasus campak dan gizi buruk dan 25 suspek campak.

“Meninjau langsung seperti ini saya bisa menyaksikan langsung satu persatu pasien anak dengan campak dan gizi buruk di ruang Aula RSUD Agats ini. Saya juga berpesan kepada para orang tua agar selalu menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan, biasakan cuci tangan pakai sabun, dan memperhatikan kebersihan badan,” kata Nila.

Penulis: Dewi Purningsih

Top