Kolaborasi KKP Rehabilitasi Terumbu Karang di Perairan Pulau Pieh

Reading time: 2 menit
Kolaborasi KKP rehabilitasi terumbu karang di perairan Pulau Pieh. Foto: KKP
Kolaborasi KKP rehabilitasi terumbu karang di perairan Pulau Pieh. Foto: KKP

Jakarta (Greeners) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama sejmlah pihak melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Sub Zona Rehabilitasi Kawasan Konservasi Nasional Pulau Pieh, Sumatra Barat. Rehabilitasi ini bertujuan untuk melindungi terumbu karang dari coral bleaching akibat kenaikan suhu laut.

Selain itu, rehabilitasi terumbu karang juga membantu menjaga habitat ikan dan meningkatkan nursery ground. Lewat kegiatan ini, KKP juga memiliki tujuan untuk memperluas kawasan terumbu karang sehat, sekaligus menciptakan destinasi wisata minat khusus penyelaman di kawasan konservasi.

Kegiatan ini juga sejalan untuk mencapai target konservasi laut sebesar 30 persen pada 2045. Direktur Konservasi Ekosistem, Firdaus Agung, bersama Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru bersama PLN IP UBP Teluk Sirih dan Yayasan Minang Bahari mendukung komitmen tersebut.

“Rehabilitasi terumbu karang ini membuktikan bahwa perlindungan dan pengelolaan kawasan konservasi tidak bisa berjalan sendiri. Sinergi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat adalah kunci. Ini merupakan investasi jangka panjang bagi keberlanjutan ekosistem laut kita,” ujar Firdaus dalam siaran resmi di Jakarta, Kamis (11/9).

Tingkat Keberhasilan 97 Persen

Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmad Hidayat, menambahkan bahwa pemantauan rutin menunjukkan tingkat kelangsungan hidup terumbu karang hasil transplantasi mencapai 97%. “Data ini membuktikan metode yang kami gunakan efektif. Melibatkan masyarakat lokal dalam proses rehabilitasi juga sangat penting, agar kesadaran menjaga laut dapat tumbuh dan berkelanjutan,” katanya.

Dukungan juga datang dari sektor energi. Manajer PLN IP UBP Teluk Sirih, Lufti Nul Hakim, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan.

“Transisi energi bersih harus beriringan dengan perlindungan ekosistem. Kami bangga dapat berkontribusi dalam program strategis ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Minang Bahari, Samsuardi, menilai program rehabilitasi ini tidak hanya memulihkan ekosistem, namun juga memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat pesisir.

“Kami melihat ada rasa memiliki dari masyarakat untuk menjaga laut. Rehabilitasi ini sekaligus membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya lingkungan sehat,” tuturnya.

Program rehabilitasi terumbu karang ini juga menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan kolaboratif dapat mempercepat pemulihan ekosistem laut. Dengan keterlibatan banyak pihak, upaya ini berkontribusi dalam memperkuat strategi pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan.

KKP berharap, keberhasilan rehabilitasi di Pulau Pieh dapat direplikasi di kawasan konservasi lainnya. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan ekologi, sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir melalui pariwisata berbasis konservasi.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top