Peneliti BRIN Ungkap Adanya Temuan Rambut Harimau Jawa

Reading time: 2 menit
BRIN mengungkapkan adanya temuan sehelai rambut harimau jawa. Foto: BRIN
BRIN mengungkapkan adanya temuan sehelai rambut harimau jawa. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti mengungkapkan adanya temuan sehelai rambut harimau jawa. Temuan itu tepatnya berada di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan. Wirdateti dan tim langsung menganalisis DNA sampel rambut harimau tersebut.

Sampel rambut satwa tersebut adalah species Panthera tigris sondaica. Termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.

Menurut Teti, keyakinan tersebut makin kuat oleh prosedur ilmiah lainnya yang telah mereka lakukan. Selain menemukan rambut, dari lokasi tersebut juga terdapat bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan Teti untuk melakukan observasi lanjutan.

BACA JUGA: BRIN Bakal Kembangkan Alat Penahan Ombak dari Limbah Plastik

“Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasesu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip harimau jawa pada malam hari 19 Agustus 2019. Padahal, satwa tersebut telah dikabarkan punah. Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di Desa Cipeundeuy,” kata Wirdateti lewat keterangan tertulisnya. 

Daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengategorikan harimau jawa Panthera tigris sondaica sejak 1980-an, dan harimau bali P. tigris balica telah punah. Hal itu berdasarkan assesment pada 2008 dari IUCN.

Penampakan terakhir harimau jawa terkonfirmasi di Meru Betiri Taman Nasional, Jawa Timur pada 1976. Sementara saat ini, hanya harimau sumatra P. tigris sumatrae yang masih tersisa di Indonesia. Kemudian, kini setelah 43 tahun dikabarkan punah, ada harapan baru muncul.

BRIN mengungkapkan adanya temuan sehelai rambut harimau jawa. Foto: BRIN

BRIN mengungkapkan adanya temuan sehelai rambut harimau jawa. Foto: BRIN

97,06% Sampel Mirip dengan Harimau Sumatra

Identifikasi awal Teti bersama tim adalah melakukan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan  dengan spesimen harimau jawa koleksi MZB. Kemudian, beberapa subspesies sampel lain, yaitu harimau hengal, amur, dan harimau sumatra, serta macan tutul jawa yang digunakan sebagai kontrol.

“Hasil perbandingan antara sampel rambut harimau di Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 % dengan harimau sumatra, dan 96,87 dengan harimau benggala. Sementara, spesimen harimau jawa  koleksi MZB memiliki 98,23 kemiripan dengan harimau sumatera,” jelas Teti.

Sementara itu, hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut harimau di Sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lain. Selanjutnya, macan tutul jawa berdasarkan sampel dari spesimen MZB.

Perlu Konfirmasi Studi Genetik dan Lapangan

Dalam memperkuat observasinya, Teti bersama tim juga melakukan wawancara mendalam dengan Ripi yang melihat harimau tersebut. Wawancara mereka lakukan saat survei pada 15-19 Juni 2022 pada lokasi penemuan sampel rambut.

Wirdateti menjelaskan, analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang perlu untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Berikutnya, merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.

BACA JUGA: BRIN Targetkan Penemuan 50 Taksa Baru di Indonesia

Di samping itu, harimau jawa merupakan hewan endemik Pulau Jawa. Mereka tersebar luas di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Sayangnya, sejak masyarakat memburu hewan ini karena mereka anggap penganggu dan habitatnya berubah menjadi lahan pertanian dan infrastruktur, keberadaanya semakin hilang.

“Kondisi satwa ini masih perlu konfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut,” imbuh Wirdateti.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top