Mahasiswa UGM dan Unpad Pungut dan Pilah Sampah di Sungai Citarum

Reading time: 2 menit
Mahasiswa UGM dan Unpad pungut dan pilah sampah di Sungai Citarum. Foto: UGM
Mahasiswa UGM dan Unpad pungut dan pilah sampah di Sungai Citarum. Foto: UGM

Jakarta (Greeners) – Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Sekocihampelas bersama tim KKN Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar kegiatan Citarum Clean Up dengan memungut sampah di bantaran Sungai Citarum, Kabupaten Bandung Barat. Melalui aksi ini, sampah yang terkumpul mencapai lebih dari 350 kilogram.

Sungai Citarum sebagai sungai terpanjang dan terlebar di Jawa Barat, yang menjadi lokasi kegiatan, kondisinya memprihatinkan. Banyak tumpukan sampah serta tumbuhan eceng gondok yang menutupi sebagian permukaan air.

Bekerja sama dengan Bening Saguling Foundation, aksi bersih-bersih ini berlangsung dalam tiga tahap utama, yaitu pengambilan sampah, penimbangan, dan pemilahan.

Ketua Tim KKN-PPM UGM Sekocihampelas, Nur Kumalatuz Zahroh menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa dalam menjaga keberlangsungan lingkungan.

“Aksi kecil seperti ini jika kita lakukan bersama dapat membawa dampak besar. Mari mulai dari sekitar kita, karena menjaga lingkungan bukan pilihan, tapi kewajiban,” ujar Nur melansir Berita UGM, Jumat (25/7).

BACA JUGA: Sungai Citarum yang Kian Redum

Dengan banyaknya sampah yang tercampur dengan batang dan akar rumput eceng gondok, aksi bersih-bersih ini menjadi menantang. Meski demikian, sampah-sampah tersebut berhasil mereka kumpulkan. Kemudian, mereka pilah ke dalam enam kategori. Di antaranya plastik bening, kresek berwarna, multilayer plastik, styrofoam, botol plastik, dan sampah residu.

Sampah dengan nilai daur ulang tinggi (high value waste) seperti plastik bening dan multilayer plastik akan diproses lebih lanjut oleh pihak Bening Saguling Foundation. Sampah tersebut akan jadi papan multifungsi (recycle board) sebagai bentuk inovasi pengelolaan sampah berkelanjutan.

Selamatkan PLTA dari Sampah Sungai Citarum

Sementara itu, PIC kegiatan Citarum Clean Up, Marchela Yulita berharap bahwa keberadaan sampah di Sungai Citarum tidak sampai menimbulkan dampak terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, dan tidak terbawa hingga ke laut.

“Sungai adalah penghubung antara hulu dan hilir. Bila kita jaga dari hulunya, kita telah mencegah dampak yang lebih besar di kemudian hari,” tuturnya.

Menurutnya, dengan melihat distribusi dan volume sampah plastik yang terus tumbuh tak terkendali, membersihkan Sungai Citarum tidak bisa selesai dalam satu hari.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top