Mahasiswa UGM Tanam 2.000 Mangrove untuk Pulihkan Pesisir Pulau Bawean

Reading time: 2 menit
Mahasiswa UGM menanam 2.000 mangrove untuk memulihkan pesisir Pulau Bawean. Foto: Berita UGM
Mahasiswa UGM menanam 2.000 mangrove untuk memulihkan pesisir Pulau Bawean. Foto: Berita UGM

Jakarta (Greeners) – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim KKN-PPM Baweanesia menanam 2.000 bibit mangrove di Pulau Bawean, Jawa Timur. Aksi ini merupakan bagian dari program bertajuk “Selamatkan Mangrove, Selamatkan Masa Depan Pesisir”, sebagai upaya mencegah abrasi pantai dan melakukan restorasi ekosistem pesisir.

Koordinator Program Penanaman Mangrove, Nicho, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar proyek jangka pendek. Program ini merupakan gerakan jangka panjang untuk membangun kesadaran ekologis dan mendorong pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

“Kami memulai dengan melakukan pemetaan persoalan lingkungan, berdialog dengan warga, dan merancang aksi yang tidak hanya simbolik, tetapi memberi dampak nyata,” ujar Nicho dikutip dari Berita UGM.

Keberhasilan program ini juga didukung oleh Trees4Trees, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus pada reforestasi dan pemberdayaan masyarakat lokal. Organisasi ini menyediakan bibit, bantuan teknis, dan edukasi mengenai pentingnya ekosistem mangrove. Kehadiran Trees4Trees menjadi jembatan antara semangat mahasiswa dan pengalaman lapangan yang dibutuhkan dalam aksi ekologis seperti ini.

BACA JUGA: Selidiki Sungai, Pelajar Pulau Bawean Temukan Mikroplastik di Perut Ikan

Dengan pendekatan partisipatif, tim melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap kegiatan. Mereka tidak hanya menerima manfaat, tetapi juga menjadi aktor utama dalam menjaga dan merawat mangrove. Tim KKN Baweanesia menegaskan bahwa program ini adalah bentuk nyata pembangunan berkelanjutan berbasis komunitas.

“Kami ingin meninggalkan sesuatu yang tumbuh. Bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara nilai dan kesadaran. Mangrove ini adalah upaya kami untuk keberlanjutan bagi generasi berikutnya,” imbuh Nicho.

Mahasiswa UGM Dorong Desa Jadi Pusat Inovasi

Program ini menandai awal baru bagi Tim KKN Baweanesia mendorong desa pesisir sebagai pusat inovasi hijau dan berkelanjutan. Nicho mengatakan bahwa kegiatan ini bukan menjadi akhir. Namun, awal dari gerakan panjang menuju desa yang berdaya, berkelanjutan, dan selaras dengan alam.

“Melalui kolaborasi perangkat desa, karang taruna, masyarakat, serta mitra seperti Trees4Trees, kami berharap Desa Sidogedungbatu akan dapat menapaki jalan baru menuju pembangunan yang berbasis pada kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.

BACA JUGA: SDIT Al Huda Pulau Bawean Bagikan Daging Kurban Pakai Daun Jati

Nicho menekankan bahwa lebih dari sekadar aksi menanam, kegiatan ini menciptakan kultur ekologis bahwa merawat alam bukanlah pilihan melainkan kewajiban. Aksi ini juga menjadi media pelajaran bagi para mahasiswa dan warga sekitar tentang tanggung jawab, cinta pada kampung halaman. Bahkan, untuk mengetahui pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama.

 

Sumber: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top