Setelah YOLO, Kini Saatnya Terapkan Prinsip YONO untuk Hidup Minimalis

Reading time: 2 menit
You Only Need One (YONO) mendorong hidup lebih bijak, efisien, dan berfokus pada keberlanjutan. Foto: Freepik
You Only Need One (YONO) mendorong hidup lebih bijak, efisien, dan berfokus pada keberlanjutan. Foto: Freepik

Setelah popularitas akronim “You Only Live Once” (YOLO), kini muncul istilah baru yang sedang tren pada awal tahun 2025, yaitu “You Only Need One” (YONO). Nah, tren ini telah mendorong kita untuk menjalani hidup dengan lebih bijak, efisien, dan berkelanjutan.

The Korea Times melansir bahwa selama beberapa tahun terakhir, gaya hidup “YOLO” mendominasi. Banyak orang lebih memilih untuk menikmati kebahagiaan sesaat dan tidak terlalu memikirkan masa depan. Gaya hidup ini juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya rumah tangga yang hanya dihuni oleh satu orang.

Namun, tren ini mulai bergeser, dan saat ini, gaya hidup “YONO” mulai populer pada awal tahun ini. YONO mengajak orang untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan, bukan keinginan. Gaya hidup ini juga mendorong banyak orang untuk hidup secara minimalis, mengurangi konsumsi berlebihan, dan memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting.

Pendekatan minimalis a la YONO tidak hanya berdampak positif bagi individu, melainkan juga dapat bermanfaat bagi planet kita. Berikut beberapa hal dalam prinsip YONO untuk kehidupan sehari-hari.

1. Utamakan Kebutuhan Daripada Keinginan

Pada prinsip ini, kamu didorong untuk membeli barang yang benar-benar diperlukan, bukan berdasarkan keinginan sesaat saja. Undira melansir bahwa seiring bertambahnya usia dan bertambahnya tanggung jawab, kita juga perlu memilah dengan bijak antara kebutuhan dan keinginan.

2. Pilih Pengalaman, Bukan Barang

Prinsip ini juga mengajarkan untuk investasikan uang untuk pengalaman berharga, seperti liburan atau kursus. Hal itu tentunya jauh lebih bermanfaat untuk pengembangan diri kamu daripada menginvestasikan uang untuk barang konsumtif.

Pendekatan YOLO mungkin memberikan kebahagiaan jangka pendek, studi dari Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa orang yang mencoba hal-hal baru dan menantang cenderung merasa lebih bahagia. Banyak orang yang juga setuju bahwa pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup.

3. Kurangi Pembelian Impulsif

Prinsip ini mengajarkan kita untuk menunda keputusan pembelian dan memastikan barang yang dibeli benar-benar diperlukan serta bermanfaat dalam jangka panjang.

Beberapa orang dengan kebiasaan impulsif cenderung membeli barang-barang yang tidak penting atau tidak memiliki nilai jangka panjang. Pengaruh media sosial dan tren di dunia maya juga sering membuat generasi muda tergoda untuk membeli barang hanya karena faktor estetika atau Fear of Missing Out (FOMO), yaitu rasa takut ketinggalan sesuatu yang sedang tren.

Dengan mengadopsi prinsip YONO, kita bisa lebih bijak dalam memenuhi kebutuhan hidup, hidup lebih sederhana, dan membuat keputusan yang lebih cerdas dalam segala aspek kehidupan.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top