Tugas akhir /skripsi telah menjadi bagian dari perjuangan mencapai kelulusan. Tak sedikit kertas yang terbuang akibat revisi, setelah jadi pun terbengkalai begitu saja. Tahukah kamu, 1 batang pohon menghasilkan 16 rim atau 8.000 lembar kertas? Belum lagi emisi karbon yang dihasilkan untuk memproduksi kertas.




  • Pandu Putri (20)
    Universitas Airlangga / Surabaya

    "Perlu dong untuk bahan bacaan di perpustakaan krn ga semua orang nyaman dgn paperless. Tapi untuk minimalisir penggunaan kertas ketika asistensi adalah dengan print secara bolak-balik atau menggunakan kertas bekas print yg sudah digunakan."
  • Muhammad Alfiansyah (21)
    Universitas Bakrie

    "Menurut saya sekarang skripsi sudah bisa dalam bentuk digital dan dapat diupload melalui repository kampus dan juga dipublikasikan via website-website akademis. Namun, dikhawatirkan akan banyak pembajakan dan lain hal yg masih belum kita ketahui dampaknya"
  • Dzalika Nurperbangsari (21)
    Universitas Bakrie Jakarta

    "Menurut saya tugas akhir tetap menggunakan kertas karena pengumpulan tugas akhir adalah sebuah laporan skripsi yang berbentuk hardcover. Tetapi, untk pengurangan penggunaan kertas bisa saja dimulai dr proses bimbingan/revisian dengan menggunakan sistem online."
  • Ocha Armalia Fadelo (22)
    Politeknik Negeri Jakarta

    "Menurut saya pemakaian kertas sudah tidak perlu lagi. Karena, pertama, zaman sudah digital, kita harus move on. Tapi kalo nantinya mau dicetak, sekali buat perpus gapapa. Untuk revisian dll, baiknya paperless. Mari berhenti mubazir kertas."
  • Juliana Pratiwi (22)
    Depok

    "Penggunaan kertas untuk tugas akhir/skripsi tidak bisa dipukul rata untuk perlu atau tidaknya, tapi yang pasti bisa dikurangi penggunaannya. Gunakan kertas dengan bijak, sebagai bukti bakti pada bumi tempat berpijak! :)"
  • Hana Rolanda (21)
    Politeknik negeri jakarta

    "Lebih efisien kalo skripsi ngga menggunakan kertas, bisa melalui email lebih efisien"
  • Veronica (21)
    Politeknik Negeri Jakarta/Jakarta

    "Menurut saya, tugas akhir/skripsi tidak perlu berupa hardcopy karena akan menghabiskan banyak kertas, apalagi jika selama pembuatan tugas akhir/skripsi tersebut banyak revisi yang dilakukan. Lebih baik tugas akhir/skripsi dibuat dalam bentuk softcopy nya saja."
  • Nabila Gita Hapsari (21)
    Depok

    "Menurut saya jika bisa hasil skripsi di tampilkan menggunakan cara lain seperti soft copy lebih baik karna mengurangi jumlah penebangan pohon untuk pembuatan kertas. Selain itu menggunakan soft copy dapat mempermudah pembuat skripsi lebih murah. "
  • Marintan Septania (21)
    Politeknik Negeri Jakarta

    "Somtimes Perlu untuk dijadikan buktii Dan sejarah apabila suatu saat soft copy sudah tidak ditemukan"
  • Salsabila Ramadhanti (18)
    Universitas Negeri Jakarta

    "Sebaiknya menggunakan via word saja, karena sangat amat efektif dan juga pula sangat terhindarnya penebangan pohon secara terus menerus, yang mengakibatkan gundulnya hutan dan mengakibatkan menurunnya populasi hewan yang ada di hutan."
  • Nadzma Izdhihar Nurmaningsih (18)
    UNJ/Tangerang

    "Karena sekarang jaman udah apa-apa digital, untuk menghemat sih sebenernya bisa aja larinya kesitu sih trs setiap bimbingan dan sidang bisa pake gawai aja kali ya.."
  • Nita Lilis Anjarwati (22)
    Politeknik Negeri Jakarta

    "Menurut saya, alangkah baiknya jika skripsi bersifat paperless. Mahasiswa mengerjakan di word dan kemudian bisa mengirimkan by email setiap bab nya pada dospem. Kemudian dospem memberikan balasan berupa catatan mana saja yang perlu direvisi."
  • Muhammad Ali Akbar (24)
    Politeknik negeri Jakarta/Bekasi

    "Masih Perlu, sebagai salah satu media tulis yang bisa memudahkan untuk di baca oleh generasi berikutnya. Tapi harus bijak dalam penggunaannya. Sebelum fix dari revisi sebaiknya jangan di print dulu. Hehe"
  • Syifa (21)
    PNJ/tangerang

    "Lebih baik jangan menggunakan kertas karna agar ramah lingkungan. Sebaiknya bisa menggunakan email untuk bimbingan dan skripsinya nantinya di upload ke perpus kampus masing masing"
  • Ghina (21)
    Jakarta

    "gak perlu, skripsi nya soft copy aja atau nggak gausah ada skripsi tp magang aja hehehehe karena sayang kertas apalagi kalo belum revisinya coret sana coret sini trs print lg kan jd makan kertas yg kebuang sia2 "
  • Tabita Ulina Nainggolan (20)
    Politeknik negeri jakarta

    "Setuju,ada baiknya menggunakan soft copy saja pada saat bimbingan."
  • Abi Bisrih (25)
    Universitas Mercubuana

    "Masih Perlu karena untuk menjadi bukti sebagai tugas akhir atau tugas final"
  • Winda (21)
    Politeknik negeri jakarta

    "Kayaknya udh ga jaman ya ,diluar negeri aja lebih suka paperless, dan bimbingan pun lebih efisien kayaknya lewat email deh jd dosen dan mahasiswa lebih fleksibel buat ngerjain/ngoreksi skripsiannya jd gada lagi nunggu dosen pagi-sore eh taunya dosen ga dateng"
  • Herlinawati (21)
    PNJ

    "Menurut saya di zaman era digital kini, prinsip paper less is better. Pertama, dalam segi cost dapat menguntungkan. Kedua, kita dapat melestarikan alam dengan lebih baik. Milenial harus bekerja cerdas (3E). Manfaatkan era digital sebaik mungkin!"
  • Yulia Audina (21)
    Politeknik Negeri Jakarta

    "Iya setuju. Lebih baik softfile saja. Menghemat biaya dan juga melindungi pohon"
  • Nuhanabila Ghalda Badriyyah (21)
    Politeknik Negeri Jakarta

    "Untuk saat ini masih perlu deh, soalnya kalau di ganti gitu kan harus punya database sendiri dulu kampusnya dalam input dan save skripsi/ta mahasiswa nya. Gitu si"
  • Achmad shofi (21)
    Politeknik negeri jakarta/jakarta

    "Perlu banget... sebagai bukti fisik, walaupun zaman sudah berubah,melulu dengan elektronik, dokumen-dokumen fisik penting untuk menjadi bukti utama dan sejarah bahwa ini adalah karya kita yang nyata"
  • Vina Amelia (20)
    Politeknik Negeri Jakarta/Jakarta

    "Menurut saya di zaman canggih kaya gini si lebih baik pake softcopy bentuknya itu lebih efisien dari segi waktu dan biaya apalagi kalau ada revisi bisa lgsg di edit. Nah kalo udah benar semua baru deh di print jd hardcopy"
  • Tutut setyorinie (21)
    Pnj

    "Revisian yg mungkin tdk perlu pakai kertas. Tapi kalau skripsinya masih perlu pakai kertas. Mungkin kedepannya, jika cloud sdh lebih maju bisa pakai ebook saja"
  • Giovani Anggasta (21)
    Politeknik Negeri Jakarta/Bogor

    "Nggak perlu pake kertas, udah era digitalisasi. Jurnal internasional pun bisa diakses di internet kan, jadi skripsi pun dapat menggunakan hal yg sama."
  • Zakiah Hidayati (22)
    Politeknik Negeri Jakarta/Jakarta Timur

    "Enggak perlu, kita itu ada di zamannya modern. Semua serba praktis dengan ponsel atau laptop pun bisa dikerjakan. Jadi manfaatkan teknologi yang ada. Kalau masih kekeuh pake kertas, emang kamu mau nanti oksigennya abis? Emang kamu mau terjadi longsor?"
  • Ripal (23)
    Politeknik Negeri Jakarta

    "Masih perlu, dan selama bimbingan skripsi seharusnya menggunakan softcopy saja untuk meminimalisir penggunaan kertas"
  • Fhyras Ayatullah (22)
    Bekasi

    "Tidak perlu, karena slain menghasilkan emisi, biaya yg dikeluarkan juga tdk sedikit. Selain itu, jika ada revisi semakin byk kertas yg digunakan dan tdk terbuang sia2."
  • Jocelyn Sarah (20)
    Politeknik Negeri Jakarta/Jakarta

    "mungkin tidak semua bagian, karena kalau semuanya menggunakan elektronik mungkin susah melihat kesalahan, atau di print ketika sudah tidak di revisi lagi jadi tidak di cetak berkali kali"
  • Renaldy Iqramullah Litiloly (25)
    Universitas Muhammdiyah Prof. DR. HAMKA

    "Belajar dari pengalaman pribadi sih. Menurut gue sih kalau untuk bimbingan skripsi via e-email atau menggunakan laptop pas bimbingan ke dosen. Soalnya lebih efisien dan hemat waktu. Pas banget dosen pembimbing gue mengerti mahasiswanya dan down to earth kyny"
Top