Altereco Gerakkan Aksi Pelestarian Lingkungan di Pulau Lombok

Reading time: 2 menit
Altereco melakukan aksi pelestarian lingkungan di Pulau Lombok. Foto: Altereco
Altereco melakukan aksi pelestarian lingkungan di Pulau Lombok. Foto: Altereco

Jakarta (Greeners) – Demi menjaga lingkungan tetap bersih, komunitas lingkungan Alternative Ecological and Colloborative Movements (Altereco) Nusa Tenggara hadir sebagai penggerak aksi lingkungan hidup di Lombok. Pembentukan komunitas ini merupakan upaya berkelanjutan dari generasi muda di Indonesia bagian timur untuk terus menjaga lingkungan.

Altereco merupakan sebuah gerakan yang fokus pada kolaborasi untuk menyelaraskan ekologi. Isu lingkungan menjadi hal utama yang akan mereka kampanyekan.

“Kami akan fokus ke isu-isu lingkungan yang ada di Lombok. Semua kawan-kawan yang bergabung di sini berasal dari lokal daerah yang dulunya di komunitas lingkungan. Jadi, kami bareng-bareng membangun sebuah gerakan yang fokus ke isu lingkungan di Lombok. Saat ini kami fokus ke pengelolaan sampah,” ungkap Koordinator Altereco Nusa Tenggara, Wibisono Setiyoadi kepada Greeners, Rabu (13/12).

Komunitas yang berdomisili di Mataram ini baru memulai aksinya pada tahun 2023. Langkah yang masih terbilang cukup baru ini menjadi pembuka jalan untuk anak muda di Pulau Lombok dalam menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan di daerah.

Altereco melakukan aksi pelestarian lingkungan di Pulau Lombok. Foto: Altereco

Altereco melakukan aksi pelestarian lingkungan di Pulau Lombok. Foto: Altereco

Altereco Ajak Anak Usia Dini Peduli Lingkungan

Dalam aksinya, Altereco telah mengedukasi banyak pihak untuk lebih peduli lingkungan. Menariknya, komunitas ini juga menyebarkan informasi tentang pentingnya kepedulian lingkungan kepada anak usia dini.

“Kegiatan dari kami sejauh ini fokus pada campaign dan pendidikan lingkungan, terutama pada pendidikan anak-anak usia dini dalam membangun awareness soal lingkungan di Mataram. Sebab, masih kurang sekali pemuda dan anak-anak untuk menyadari hal itu. Apalagi, saat ini Lombok telah menjadi destinasi wisata, bahkan katanya akan menjadi seperti tujuan wisatawan kedua setelah Bali,” ujar Wibisono.

BACA JUGA: Resan Gunungkidul, Jaga Mata Air dengan Melestarikan Pohon

Wibisono juga melihat saat ini fenomena krisis iklim sudah terjadi secara nyata. Oleh sebab itu, Wibisono sebagai koordinator Altereco pun terus menyadarkan masyarakat tentang bahayanya fenomena tersebut lewat campaign.

“Kenapa anak-anak? Karena lebih gampang kami influence. Kami juga menyasar anak-anak muda dan masyarakat umum. Kemarin, kami juga melakukan talkshow soal lingkungan di Mataram, sebagai pemantik untuk memperlihatkan permasalahan lingkungan kepada anak-anak muda. Dalam talkshow ini juga sejumlah anak muda dan pemangku kebijakan saling rembuk,” imbuh Wibisono.

Gerakan Lingkungan di Lombok Perlu Dimasifkan

Menurut Wibisono, gerakan lingkungan di Kota Mataram Pulau Lombok perlu dimasifkan. Sebab, masih sedikit anak muda yang menyadari pentingnya aksi pelestarian lingkungan.

“Saat ini masih sedikit awareness di kalangan anak muda kalau enggak digerakin bersama-sama. Akhirnya, kami kepengin membuat banyak kolaborasi bareng anak muda agar isu lingkungan bisa dipahami banyak orang,” tambah Wibisono.

BACA JUGA: Saling ID Suarakan Isu Lingkungan ke Anak Muda Sukabumi

Menurut Wibisono, semangat gerakan lingkungan juga perlu mereka tularkan kepada anak muda secara konsisten. Harapannya, agar penggerak lingkungan di daerah Lombok tidak akan lenyap atau hilang.

“Makanya, kami buat sebuah tren baru untuk peduli pada lingkungan. Apalagi kan Lombok sekarang banyak dituju wisatawan yang menimbulkan potensi menumpuknya sampah. Oleh karena itu, kami ingin memajukan campaign bersama anak-anak muda, jangan sampai merusak lingkungan. Namun, kami juga ingin melakukan itu secara masif karena mumpung masih bisa kami cegah kerusakannya,” lanjut Wibisono.

Altereco saat ini sedang merancang sejumlah kegiatan, seperti mengadakaan forum-forum soal lingkungan. Mereka akan terus berupaya untuk menyebarluaskan isu lingkungan kepada anak muda. Dengan demikian, mereka bisa beraksi bersama dalam menyelamatkan lingkungan.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top