Pernah “Disorakin”
Terkait pengalaman dalam mengampanyekan isu lingkungan dan mengadvokasi masyarakat, Abet juga pernah mengalami situasi yang membuatnya cukup grogi. Kala itu, ia membaca makalahnya di pertemuan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) masih dengan bahasa Inggris yang berantakan.
“Itu pertama kali dalam forum internasional saya merasa grogi. Saya juga di “sorakin” dan diteriak-teriakin terus diledek-ledekin sama pengusaha-pengusaha Sawit,” katanya mengenang.
Abet pun berpesan agar siapapun yang mau menyampaikan aspirasi pada ruang terbuka dapat melibatkan masyarakat atau organisasi lain, tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Menurut Abet, tidak ada negara yang maju kalau organisasi masyarakat sipilnya tidak maju.
“Saya juga diingatkan oleh teman, dalam menyampaikan pesan itu ada empat hal yang harus diperhatikan. Yaitu penting mendesak, penting tidak mendesak, mendesak tidak penting dan tidak penting tidak mendesak. Itu harus dibuat kelompoknya di tengah dimensi yang semakin luas ini,” katanya sembari melontarkan tawa renyah menutup perbincangan.
Penulis: Danny Kosasih













































