
Rachmat Witoelar bersama istrinya, Erna Witoelar saat menghadiri acara Serah Terima Jabatan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 29 Oktober 2014 lalu. Foto: greeners.co/Renty Hutahaean
Rutin berolah raga bagi Rachmat adalah kunci untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Sebelumnya, ia sempat menjadi perokok berat. Rachmat mengaku bahwa dalam satu hari, ia dapat menghabiskan tiga bungkus rokok. Kebiasaan merokok itu dimulai ketika dirinya mengenyam bangku kuliah di ITB sampai ia berusia 66 tahun. “Saya jadi perokok rokok putih selama 44 tahun,” kisah Rahmat.
Usia yang semakin renta, membuat Rachmat menyadari bahwa rokok bukanlah hal yang sehat baginya. Menurutnya, berhenti merokok bukanlah hal yang sulit bila ada niat dan kemauan. “Tinggal niat aja kok, enggak susah,” ungkapnya singkat.
Kuasai Tujuh Bahasa
Sebagai anak dari seorang yang pernah menjabat sebagai diplomat, Rachmat terbiasa berpindah-pindah tempat tinggal sejak kecil. Ia pernah menjalani sekolah dasar di Belanda dan sekolah menengah pertama di Denmark.
Bertutur dalam bahasa asing pun menjadi hal yang biasa bagi Rachmat. Ada tujuh bahasa yang dikuasai oleh Rachmat, lima diantaranya adalah bahasa asing. Kelima bahasa asing yang dikuasai adalah bahasa Inggris, Belanda, Denmark, Perancis dan Rusia. Pengalamannya sebagai Duta Besar RI di Rusia yang mengharuskan ia mempelajari bahasa Perancis dan Rusia.
“Diplomat kalau enggak bisa bahasa Perancis bakal dinilai jelek,” kata Rachmat sambil menurunkan jempol tangannya.
Kedudukannya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim membuat Rachmat tetap aktif menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi dengan pihak internasional. Ia pun mewajibkan anak buahnya untuk menguasai bahasa asing dan membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Inggris di kantornya. “Kalau ada anak buah saya yang tidak bisa bahasa Inggris, langsung saya keluarkan,” ujarnya sambil tertawa.
Penulis: TW/G37












































