Get Plastic Foundation Ubah Sampah Plastik Jadi BBM

Reading time: 3 menit
Get Plastic Foundation memilah sampah yang akan mereka olah dengan teknik pirolisis menjadi BBM. Foto: Get Plastic

Jakarta (Greeners) – Ikhtiar untuk menuntaskan permasalahan sampah plastik konsisten Gerakan Tarik Plastik atau Get Plastic Foundation lakukan. Menariknya, organisasi ini tak hanya menuntaskan sampah plastik tapi juga mengolahnya menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Organisasi non profit yang berpusat di Desa Sibangkaja, Abiansemal, Badung, Bali ini resmi berbadan hukum sejak tahun 2017 lalu.

Founder Get Plastic Foundation Dimas Bagus Wijanarko mengatakan, fokus dari Get Plastic tak lain ingin mengedukasi masyarakat terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sampah plastik. Sampah plastik, sambungnya merupakan permasalahan yang tak kunjung usai dan menumpuk begitu saja di TPA.

“Sementara untuk mengurangi atau bahkan menyetop penggunaan plastik itu sangat kecil kemungkinannya. Hal paling penting yaitu memastikan pengelolaan sampah plastik tuntas tak menjadi sampah,” katanya dalam Kupas Komunitas bersama Greeners, di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Dimas, pengelolaan sampah plastik saat ini belum terlihat signifikan. Pasalnya, produsen yang berkewajiban mengelola sampah plastik yang mereka hasilkan cenderung masih pilih-pilih. Misalnya, produsen memilih sampah plastik yang cenderung bersih dan mengabaikan sampah plastik kotor.

“Ujungnya kan jadi sampah lagi. Padahal mereka berkewajiban mengelola plastik yang mereka hasilkan,” ujarnya.

Berawal dari keprihatinan itulah Dimas bertemu dan berdiskusi dengan salah satu temannya yang memberi pengetahuan cara mengubah plastik menjadi BBM. Beragam riset utama dan eksperimen ia lakukan sejak akhir tahun 2013 hingga 2015. Ia pun berhasil menciptakan sebuah alat pengolahan sampah plastik dengan metode pirolisis.

Jepang Temukan Pirolisis Pertama Kali untuk Olah Sampah Plastik

Metode pirolisis kali pertama Jepang temukan. Metode ini untuk mengolah sampah plastik yang sulit terurai. Pirolisis merupakan metode dekomposisi bahan organik yang terdapat pada sampah plastik dengan proses pemanasan. Proses ini akan menghasilkan bahan bakar solar dan bensin.

Dimas menyebut, hingga saat ini berbagai riset masih terus ia lakukan agar ada penyempurnaan alat pengolah sampah menjadi BBM tersebut. Sebelumnya, Get Plastic telah mengembangkan alat yang mereka rangkai menggunakan bahan bekas.

Demi mengembangkan alat yang lebih luas, alat terus mereka kembangkan dengan memanfaatkan bahan stainless steel. Beberapa komponen yang digunakan yaitu reaktor, kondensor, tabung penyimpanan minyak serta penyaring gas dengan teknik hidrokarbon.

Antusiasme masyarakat sekitar untuk mengolah sampah plastik yang mereka hasilkan cukup tinggi. Dimas beserta tim Get Plastic kerap kali menjemput sampah-sampah yang masyarakat hasilkan, terutama di dekat warung-warung.

Beberapa sampah plastik dari kegiatan clean up relawan Get Plastic dan NGO lain juga sering mereka olah menjadi BBM. Dalam satu kilogram sampah plastik dapat menghasilkan sekitar satu liter BBM.

Dalam kegiatannya, Get Plastic Foundation juga kerap memberi pendampingan di sejumlah desa di Bali dan Jawa. Pendampingan di Bali mereka lakukan di daerah Singaraja dan Abiansemal. Sementara pendampingan di Jawa ada di Banyuwangi dan Kepulauan Seribu. Salah satu contohnya yaitu dengan kegiatan barter sampah dan BBM. “Masyarakat datang ke kami membawa sampah lalu kita tukar dengan BBM,” ujarnya.

Salah satu proses teknik pirolisis untuk mengolah sampah plastik menjadi BBM. Foto: Get Plastic

Get Plastic Dorong Edukasi Wisata Ekologi

Selain mengelola sampah plastik menjadi minyak, Get Plastic Foundation juga tengah menjalin kerja sama dengan salah satu NGO di Indonesia. Kerja sama ini untuk memastikan data jenis plastik yang paling banyak masyarakat gunakan.

Program lain yakni menggalakkan Get Plastic Eco Edu Wisata yaitu dengan memastikan bahwa para wisatawan bisa menjaga ekologi dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tapi lebih menjadikan sampah yang wisatawan hasilkan menjadi bermanfaat melalui sistem pengelolaan yang tepat.

Dimas juga menegaskan bahwa residu dari proses pengolahan sampah menjadi BBM ini mereka manfaatkan untuk pembuatan batako hingga paving blok.

Atas kiprahnya, beragam penghargaan telah Get Plastic Foundation raih. Misalnya tahun lalu meraih penghargaan juara 1 Social Inovation Fun di Jerman. Selain itu pemecah rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai perjalanan terjauh mengendarai vespa berbahan bakar olahan sampah plastik.

Dimas dan tim Get Plastic melakukan perjalanan ramah lingkungan sejauh 1.200 kilometer di tahun 2018. Perjalanan lingkungan (sustainable tour) tersebut mereka lakukan dengan mengendarai motor vespa dan sepenuhnya menggunakan bahan bakar dari olahan sampah plastik.

Pada tahun ini, bersamaan dengan momentum Presidensi G20, sustainable tour akan kembali mereka lakukan ke lima kota di Indonesia. Dimas menyatakan, kegiatan ini sebagai pembuktian, ke dunia bahwa Indonesia bisa mengolah sampah menjadi bahan bakar yang berguna untuk masyarakat luas.

Seperti halnya sustainable tour tahun 2018, ia memastikan perjalanan nanti juga menggunakan bahan bakar dari olahan sampah plastik. Tak hanya itu, Dimas menyebut, akomodasi mereka pun akan sustainable. Mereka akan kamping dan makan dari masakan yang berbahan bakar olahan plastik. “Itu artinya semuanya dari bahan bakar olahan plastik kita sendiri,” paparnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

 

Top