Jakarta (Greeners) – Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) mengajak pelajar SDIT Raflesia Depok, Jawa Barat, menghias tas menggunakan teknik ecoprinting. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi sekaligus memperkenalkan upaya bioprospeksi dan konservasi kepada para siswa.
Ecoprinting merupakan teknik mencetak motif daun dan bunga di atas kain, yang menjadi media pembelajaran utama kegiatan tersebut. Dengan menyentuh dan mengamati langsung bagian-bagian tumbuhan, para siswa mengenal struktur daun, jenis tanaman, pewarna alami, hingga gagasan besar tentang keanekaragaman hayati.
Di sesi praktik, anak-anak memilih aneka daun, seperti paya Jepang, kembang sepatu, pakis, markisa, singkong, puring, dan talas warna. Mereka juga memilih daun kembang merak, dadap merah, melon, lamtoro, lempuyung, singonium, miana, dan srigading.
Seluruh daun tersebut mereka ambil di lingkungan Departemen Biologi FMIPA UI. Kemudian, mereka menyusun motif dengan bebas, lalu menyaksikan sendiri bagaimana tekanan dan pewarna alami menciptakan pola unik di atas kain.
Ketua Program Studi S2 Ilmu Kelautan FMIPA UI, Yasman menjelaskan bahwa ecoprinting memungkinkan siswa mengalami proses ilmiah secara langsung. “Pendekatan berbasis eksplorasi membuat anak lebih mudah memahami konsep biologi. Mereka belajar sambil menyentuh, mengamati, dan mempraktikkan,” kata Yasman mengutip Berita UI, Jumat (28/11).
Yasman menjelaskan berbagai jenis tanaman Indonesia yang memiliki potensi sebagai pewarna alami. Dengan pendekatan sederhana, siswa dapat memahami bahwa kekayaan hayati Indonesia bukan sekadar untuk mereka nikmati, melainkan juga harus mereka jaga agar tetap lestari. Pendekatan itu terbukti efektif, karena konsep yang mungkin terkesan abstrak itu kini terasa nyata bagi para siswa.
Tanamkan Minat Sains Sejak Dini
Kegiatan ini juga menekankan pentingnya menanamkan minat sains sejak dini. Menurut Ketua Departemen FMIPA UI, Anom Bowolaksono, mengenalkan biologi harus menyenangkan tanpa menghilangkan esensi sains.
“Kami ingin generasi muda terbiasa berpikir kritis dan menghargai proses ilmiah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut juga menjadi wadah untuk mengenalkan konsep bioprospeksi, sebagai upaya menggali potensi biologis untuk dikembangkan menjadi produk bermanfaat secara berkelanjutan. Melalui ecoprinting, siswa memahami bahwa tanaman tidak hanya indah dipandang, tetapi juga menyimpan pigmen alami yang dapat dimanfaatkan tanpa merusak lingkungan.
Selain itu, nilai konservasi menjadi pilar penting dalam kegiatan itu. Para siswa mendapatkan pemahaman bahwa memanfaatkan tumbuhan harus dilakukan secara bijak. Caranya dengan tidak mengambil terlalu banyak, tidak merusak habitat, dan selalu menghargai keberadaan setiap makhluk hidup. Hal itu menjadi pesan yang terus diulang selama kegiatan berlangsung.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia











































