Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Katak Pohon Endemik Sulawesi

Reading time: 2 menit
Peneliti BRIN menemukan spesies baru katak pohon endemik Sulawesi. Foto: BRIN
Peneliti BRIN menemukan spesies baru katak pohon endemik Sulawesi. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi satu spesies baru katak pohon dari genus Rhacophorus. Katak tersebut ditemukan di dua lokasi berbeda Pulau Sulawesi, yaitu Gunung Kataposa (Sulawesi Tengah) dan Gunung Gandang Dewata (Sulawesi Barat). Spesies ini memperkaya daftar fauna endemik Sulawesi, khususnya amfibi.

Spesies baru tersebut diberi nama Rhacophorus boeadii. Pemberian nama tersebut sebagai penghormatan kepada mendiang Boeadi, seorang naturalis dan ilmuwan dari Museum Zoologicum Bogoriense (MZB). Boeadi telah banyak berkontribusi terhadap dunia ilmu zoologi dan konservasi satwa herpetofauna di Indonesia.

BACA JUGA: BRIN Identifikasi Spesies Baru Kadal Buta di Pulau Buton

Peneliti Herpetologi BRIN, Amir Hamidy, menjelaskan bahwa Rhacophorus boeadii memiliki karakter morfologis mencolok yang membedakannya dari tiga spesies Rhacophorus Sulawesi lainnya. Di antaranya Rhacophorus edentulus, Rhacophorus georgii, dan Rhacophorus monticola.

“Katak ini berukuran sedang, dengan panjang tubuh jantan sekitar 40-45 mm dan betina 48-54 mm. Ciri khas lainnya termasuk moncong jantan yang miring, kulit punggung kasar dengan bintik putih. Kemudian, terdapat pola bercak putih di sisi tubuh,” ujar Amir dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/6).

Penemuan Katak Kekayaan Biodiversitas

Menurut Amir, penemuan ini merupakan hasil survei intensif pada 2016 hingga 2019 di dua kawasan yang berbeda. Analisis morfologi, genetika, serta suara panggilan jantan mendukung bahwa spesimen ini adalah spesies yang belum pernah dideskripsikan sebelumnya.

“Kami sangat antusias dengan penemuan ini karena semakin membuka wawasan terhadap kekayaan biodiversitas Sulawesi yang unik. Namun, kami juga khawatir karena habitatnya yang terspesifikasi pada hutan dataran tinggi sangat rentan terhadap ancaman kerusakan habitat dan perubahan iklim,” tambah Amir.

BACA JUGA: Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Keong Darat di Pulau Bacan

Sebagai bagian dari kawasan Wallacea, Pulau Sulawesi terkenal sebagai hotspot keanekaragaman hayati dengan tingkat endemisme tinggi, terutama untuk kelompok amfibi. Sayangnya, tekanan terhadap habitat alami terus meningkat dan menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan spesies endemik.

Penelitian ini telah terpublikasi dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa (5569 (2): 201–230). Penemuan ini menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta upaya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia. Sebelumnya, peneliti BRIN juga telah menemukan sejumlah spesies baru dari berbagai kelompok fauna

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top