BRIN Identifikasi Spesies Baru Kadal Buta di Pulau Buton

Reading time: 2 menit
Kadal buta. Foto: BRIN
Kadal buta. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru kadal buta dari genus Dibamus. Spesies tersebut peneliti temukan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto mengungkapkan bahwa spesies ini merupakan reptil fosorial (hidup di dalam tanah). Tubuhnya seperti cacing, mata yang terdegenerasi, dan tidak memiliki kaki pada betina (jantan memiliki kaki vestigial berbentuk flap).

BACA JUGA: BRIN Temukan Ngengat Jenis Baru, Petani Cengkeh Waspada!

“Genus ini juga tersebar luas dari Asia Tenggara hingga Papua Nugini, tetapi banyak spesiesnya masih kurang dipelajari karena kelangkaan spesimen dan kebiasaannya yang tersembunyi,” kata Awal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/5).

Selama ini,Β Dibamus novaeguineaeΒ dianggap sebagai spesies yang tersebar luas di Indonesia, termasuk Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Namun, penelitian morfologi dan biogeografi terbaru mengungkap bahwa populasi di Pulau Buton memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies lain dalam genus ini.

Spesies baru ini teridentifikasi melalui perbedaan morfologi yang mencolok. Di antaranya ukuran tubuh dengan panjang moncong-ke-vent (snout-vent length/SVL) maksimum mencapai 145,7 mm.

Ciri khas lainnya adalah sisik kepala yang tidak memiliki sutur rostral medial dan lateral, serta ukuran sisik frontal yang lebih besar daripada frontonasal. Pola warnanya memiliki dua hingga tiga pita berwarna terang di tubuh.

Spesies kadal baru ini merupakan spesies endemik yang hanya peneliti temukan di hutan hujan muson Pulau Buton. Letaknya berada pada ketinggian di bawah 400 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Hormati Tokoh Pers

Peneliti memberikan nama spesies ini Dibamus oetamai untuk menghormati Jakob Oetama, pendiri Kompas Gramedia yang berperan besar dalam jurnalisme Indonesia. Sementara itu, nama lokal yang peneliti usulkan adalah Kadal Buta Buton.

β€œJurnalis kritis bertanya, mencari fakta, dan menyiarkan kebenaran apa pun hasilnya. Curiosity energi peneliti untuk himpun dan analisis data demi menemukan kebenaran, pun terkadang bisa salah namun pantang berbohong,” ungkapnya.

Spesies baru kadal buta ini merupakan contoh bagaimana pulau-pulau kecil seperti Buton, dapat menjadi rumah bagi spesies unik yang berevolusi secara terisolasi. Penemuan ini juga telah memperkaya keanekaragaman hayati Indonesia. Khususnya, reptil fosorial yang masih sedikit peneliti ketahui.

“Temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak keragaman reptil Indonesia yang belum terungkap. Terutama, di wilayah Wallacea yang menjadi hotspot keanekaragaman hayati,” tambah Awal.

Tim peneliti juga menganalisis spesimen museum dari Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, serta melakukan perbandingan morfometrik dan meristik. Hasilnya menunjukkan bahwa populasi Buton memiliki karakteristik unik yang tidak ada pada spesies kadal lain di wilayah sekitarnya.

Karena endemisitasnya yang tinggi dan keterbatasan sebaran, spesies baru kadal buta ini berpotensi rentan terhadap ancaman deforestasi dan perubahan habitat. Perlindungan kawasan hutan di Buton, seperti Kawasan Lindung Hutan Lambusango, menjadi kunci untuk menjaga kelestarian spesies ini.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top