Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Keong Darat di Pulau Bacan

Reading time: 2 menit
Peneliti BRIN temukan spesies baru keong darat di Pulau Bacan. Foto: BRIN
Peneliti BRIN temukan spesies baru keong darat di Pulau Bacan. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan spesies baru keong darat di Pulau Bacan, Maluku Utara. Spesies tersebut diberi nama Diancta batubacan sp. nov.

Penemuan ini merupakan hasil dari ekspedisi tahun 2022 oleh Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN Ayu Savitri Nurinsiyah, bersama tim PRBE dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Penelitian dan telaah spesimen berlangsung hingga 2024.

Penelitian ini mencatat 27 spesies dari 11 famili spesies tersebut, termasuk Trochomorpha ternatana sebagai spesies paling melimpah. Selain spesies baru, peneliti juga menemukan sebaran baru untuk sembilan spesies lainnya.

Kini, jumlah total spesies keong darat yang tercatat di Pulau Bacan mencapai 56. Sebanyak 13 spesies di antaranya bersifat endemik atau hanya ada di pulau tersebut.

BACA JUGA: BRIN Temukan Ngengat Jenis Baru, Petani Cengkeh Waspada!

Para peneliti mengumpulkan data tersebut di lima lokasi dengan berbagai tipe habitat. Mulai dari kebun dan semak hingga hutan karst. Kawasan karst dengan tutupan hutan, tercatat memiliki jumlah spesies terbanyak daripada lahan pertanian.

β€œPenemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Pulau Bacan menjadi rumah yang baik bagi keanekaragaman hayati Indonesia. Selain itu, masih banyak keragaman hayati di sana yang belum sepenuhnya terungkap,” ujar Ayu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/4).

Ekspedisi tersebut berhasil mengoleksi 555 spesimen yang terdiri dari 27 spesies keong darat. Seluruh spesimen tersebut akan disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah, BRIN, Cibinong.

Sebelumnya, penelitian tentang biota di pulau ini telah berlangsung sejak eksplorasi Alfred Russel Wallace pada tahun 1858–1859. Ia mengumpulkan berbagai spesimen, termasuk keong darat.

Kemudian, Pfeiffer pada tahun 1861 mengkaji koleksi Wallace. Ia mendeskripsikan beberapa spesies seperti Helix ignescens dan Helix batchianensis, yang kemudian menjadi sinonim Trochomorpha ternatana. Sebanyak 15 kajian yang mencatat keberadaan keong darat di Pulau Bacan, telah berlangsung dalam rentang waktu 1861 hingga 1963.

Pahami Keragaman Keong Darat

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya survei sistematis dan identifikasi integratif. Hal ini bertujuan untuk memahami keragaman dan pola biogeografi keong darat di Maluku Utara, khususnya Pulau Bacan.

BACA JUGA: BRIN Gandeng Industri Farmasi Kembangkan Obat Berbahan Alam

β€œPenelitian ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati. Namun, juga memberikan gambaran lebih lengkap mengenai distribusi spesies di kawasan Wallacea,” tambah Ayu.

Sebelumnya, Ayu dan tim peneliti PRBE juga menemukan spesies baru keong darat di Pulau Moti, Maluku Utara. Nama spesies tersebut ialah Palaina motiensis. Menurutnya, masih banyak keanekaragaman hayati di Maluku Utara dan Wallacea yang menunggu terungkap.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top