Survei: Mayoritas Warga Indonesia Cemas terhadap Perubahan Iklim

Reading time: 2 menit
Mayoritas warga Indonesia cemas terhadap perubahan iklim. Foto: Freepik
Mayoritas warga Indonesia cemas terhadap perubahan iklim. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Laporan terbaru Yale Program on Climate Change Communication berjudul “Climate Change and Energy in the Indonesia Mind” menunjukkan tingginya kekhawatiran publik terhadap krisis iklim. Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 80% warga Indonesia merasa cemas terhadap dampak perubahan iklim.

Survei nasional tatap muka tersebut melibatkan 2.000 responden Indonesia berusia 18 tahun ke atas pada 15 Juni–17 Juli 2025. Laporan tersebut juga mengungkap bahwa dukungan publik terhadap transisi menuju energi bersih di Indonesia sangat kuat. Berdasarkan hasil survei, 89% masyarakat mendukung pemanfaatan energi terbarukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik nasional pada tahun 2040.

Selain itu, 79% mendukung pelarangan pembangunan PLTU batu bara baru oleh pemerintah, penutupan PLTU yang ada, serta penggantiannya dengan energi surya dan angin. Sebanyak 83% juga mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi karbon Indonesia hingga mendekati nol pada tahun 2060.

Anthony Leiserowitz, salah satu penulis laporan tersebut, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia menunjukkan dukungan yang kuat terhadap upaya penurunan emisi karbon. Selain itu, publik juga mendukung percepatan pemanfaatan energi terbarukan secara nasional.

“Meskipun banyak yang masih memiliki pengetahuan terbatas tentang perubahan iklim, mayoritas masyarakat yakin bahwa perubahan iklim sedang terjadi dan merasa cemas terhadap dampaknya,” kata Anthony dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/12).

Studi ini juga menemukan bahwa 73% warga Indonesia mengatakan mereka hanya mengetahui “sedikit” tentang perubahan iklim (53%). Kemudian, terdapat 21% yang belum pernah mendengarnya sama sekali. Sementara itu, hanya 2% yang merasa mengetahui “banyak.”

Namun, setelah mendapatkan penjelasan singkat tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap pola cuaca, mayoritas masyarakat (86%) mengatakan bahwa mereka yakin perubahan iklim sedang terjadi. Kemudian, 83% merasa cemas terhadap dampaknya (termasuk 33% yang “sangat cemas”).

Dukung Kebijakan Energi

Laporan ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mendukung berbagai kebijakan energi lainnya. Sebanyak 94 persen responden, mendukung program nasional untuk pelatihan kerja di industri baru energi terbarukan seperti angin dan surya.

Kemudian, sebanyak 94 persen mendukung pembangunan jaringan transmisi listrik baru untuk menjangkau seluruh Indonesia. Sebanyak 78 persen responden mendukung kewajiban penggunaan bahan bakar kendaraan dengan campuran biodiesel 60 persen. Penggunaan biodiesel ini untuk mobil, truk, dan kendaraan lainnya. Sementara itu, 74 persen responden menyatakan dukungan terhadap pemberian subsidi pajak bagi kendaraan listrik.

Selanjutnya, sebanyak 56% masyarakat menilai bahwa langkah terbaik untuk mewujudkan masa depan yang sehat, aman, dan sejahtera bagi Indonesia adalah dengan membiarkan sebagian besar batu bara Indonesia tetap berada di dalam tanah.

Studi ini juga menemukan bahwa mayoritas umat Muslim di Indonesia (79%) mendukung pemanfaatan dana zakat dan sedekah untuk mendukung transisi nasional menuju energi terbarukan.

Direktur Negara Indonesia di Purpose, Longgena Ginting mengungkapkan bahwa temuan ini menegaskan bahwa masyarakat Indonesia siap bergerak menuju energi bersih. Baginya, dukungan publik yang sangat kuat dapat memberikan dasar yang kokoh bagi percepatan transisi energi nasional.

“Yang juga penting, survei ini menyoroti besarnya potensi filantropi Islam sebagai kekuatan untuk mendorong perubahan. Ini sejalan dengan nilai-nilai kebaikan dan keberlanjutan yang diyakini oleh masyarakat,” ungkap Longgena.

Menurutnya, temuan dari survei ini menjadi momentum bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk bekerja sama memperluas solusi energi bersih yang adil dan dapat diakses semua orang.

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top