Kepulauan Sangihe Menyimpan Keindahan Tersembunyi Ikan dan Udang Air Tawar

Reading time: 2 menit
Kepulauan Sangihe menyimpan keindahan tersembunyi ikan dan udang air tawar. Foto: Burung Indonesia_Ganjar Cahyo Aprianto
Kepulauan Sangihe menyimpan keindahan tersembunyi ikan dan udang air tawar. Foto: Burung Indonesia_Ganjar Cahyo Aprianto

Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak di ujung timur laut Sulawesi Utara dan berbatasan langsung dengan Mindanao, Filipina. Wilayah ini memiliki keindahan di bawah laut dengan kondisi geografis dan hidrologis yang unik sebagai kepulauan vulkanik. Kombinasi aktivitas vulkanik, topografi berbukit curam, dan banyak pulau kecil membentuk sistem perairan tawar yang khas, didominasi oleh sungai-sungai pendek, berarus deras, dan jernih.

Tipe habitat seperti ini sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies ikan tertentu. Terutama yang bersifat amphidromous, yaitu ikan atau hewan yang melakukan migrasi antara air tawar dan air asin, tetapi tidak untuk tujuan berkembang biak. Oleh karena itu, mereka bergantung pada perairan yang kaya oksigen.

Conservation Programme Officer Burung Indonesia, Ganjar Cahyo Aprianto berhasil mengamati tiga kelompok yaitu kelompok ikan gobi, ikan kuhlia, dan udang air tawar di pulau ini. Untuk kelompok spesies ikan gobi, ia berhasil mengamati Giuris viator, Giuris tolsoni, Eleotris sp., Lentipes arnatusSicyopterus lagocephalusSicyopus zosterophorusS. atropurpureusStiphodon semoni, dan Stiphodon surrufu.

Sementara, kelompok ikan kuhlia atau kanamaheng (bahasa lokal), yaitu Kuhlia marginata dan Kuhlia rupestris. Terakhir, udang air tawar yang berhasil teridentifikasi adalah Caridina sp., Macrobrachium sp., atau urang (bahasa lokal), dan Atyopsis sp. atau bebawing (bahasa lokal).

Ganjar mengungkapkan bahwa posisi geografis dan sejarah geologis Sangihe yang terisolasi menjadikannya laboratorium alami untuk spesiasi. Kondisi ini mengindikasikan bahwa komunitas ikan air tawarnya mungkin telah berevolusi secara terpisah. Kemudian, menghasilkan adaptasi unik dan spesies endemis yang belum ditemukan.

“Hal tersebut seakan menggugah siapa saja. Khususnya ichthyologist (pemerhati ikan) untuk menguak lebih dalam tentang spesies-spesies air tawar yang ada di Sangihe,” ungkap Ganjar dalam keterangan tertulisnya.

Kepulauan Sangihe menyimpan keindahan tersembunyi ikan dan udang air tawar. Foto:  Burung Indonesia_Ganjar Cahyo Aprianto

Kepulauan Sangihe menyimpan keindahan tersembunyi ikan dan udang air tawar. Foto: Burung Indonesia_Ganjar Cahyo Aprianto

Peran Ekologis Kepulauan Sangihe

Keberadaan ikan dan udang air tawar berfungsi sebagai indikator penting bagi kesehatan ekosistem air tawar di Pulau Sangihe. Perairan di Sangihe relatif terlindungi dari polusi berat dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian barat. Keberadaan spesies tersebut telah mencerminkan kondisi lingkungan yang masih baik.

Dalam siklus nutrisi, ikan gobi, khususnya dari subfamili Sicydiinae sangat terkait dengan habitat sungai atau pesisir. Habitat tersebut menyediakan sumber nutrisi seperti mikrobentoszooplanktonperiphyton, dan fitoplankton.

Spesies dari genus ini memakan alga dan biofilm dari bebatuan. Peran mereka sebagai konsumen primer yang mengonsumsi organisme di tingkat trofik bawah. Kemudian, menghubungkan aliran energi dari produsen primer ke tingkat trofik yang lebih tinggi dalam ekosistem.

Ganjar menambahkan, spesies udang air tawar umumnya adalah hewan penyaring dan omnivora pemakan bangkai. Mereka memainkan peran ekologis penting dalam ekosistem akuatik dengan mengonsumsi dan memproses bahan organik. Sehingga, berkontribusi pada siklus nutrisi dan kesehatan lingkungan bentik. Udang dari kelompok atyopsis, dikenal karena kemampuannya menyaring air untuk mendapatkan makanan.

“Mereka menggunakan pelengkap seperti kipas atau sikat untuk menyaring partikel makanan dari kolom air yang bergerak cepat. Dengan menyaring partikel dari air, mereka berkontribusi pada kejernihan dan kualitas air di habitatnya,” tambahnya.

Oleh karena itu, melindungi ikan asli bukan hanya tentang menyelamatkan satu spesies, melainkan menjaga kesehatan dan fungsi keseluruhan ekosistem air tawar Sangihe.

Pada gilirannya, hal ini mendukung keanekaragaman hayati lainnya serta kesejahteraan manusia, seperti penyediaan sumber air bersih. Menurut Ganjar, pemantauan yang berkelanjutan juga diperlukan. Ini penting untuk menilai apakah Pulau Sangihe berfungsi sebagai tempat pertumbuhan, pemijahan, dan jalur migrasi penting bagi berbagai spesies.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top