Ecoalf Hadirkan Sepatu dari Botol Plastik Daur Ulang

Reading time: 2 menit
ecoalf
Foto: ecoalf.com

Industri fesyen menjadi penyumbang terbesar terhadap permasalahan mikroplastik. Professor Richard Thompson, Marine Biologist Universitas Plymouth, dikutip dalam wawancara The Economist menjelaskan bahwa dalam sekali cuci, pakaian dapat melepaskan hingga 700.000 serat mikroplastik yang banyak berakhir di lautan. Serat sintetis pakaian seperti polyester, nylon dan akrilik berasal dari material serat plastik. Serat ini akan hancur dan putus dalam siklus mesin cuci.

Tahun 2000-2016 pemakaian polyester oleh industri garmen global naik dari 8,3 juta ton menjadi 20,1 juta ton setiap tahunnya (The Economist, 2018). Melihat dari persoalan tersebut beberapa pegiat industri mode dunia mulai untuk melakukan perubahan demi lingkungan, contohnya Ecoalf. Ecoalf adalah merek fesyen berkelanjutan yang memakai material produk daur ulang dari sampah laut.

Pendiri merek ini adalah Javier Goyeneche. Pria kelahiran Madrid, Spanyol ini telah memulai karirnya dari tahun 2012. Dalam situs resmi Ecoalf, Javier mengungkapkan bahwa produk ini melambangkan apa yang ia yakini yaitu melakukan terobosan dalam industri fesyen dengan membuat pakaian dan aksesori yang seluruhnya terbuat dari bahan daur ulang yang berkualitas. Ecoalf mengklaim produknya telah mendaur ulang lebih dari 70 juta botol plastik.

“Kami ingin memanfaatkan botol plastik sekali pakai dengan cara mendaur ulang sebanyak mungkin,” tulis perusahaan ini dalam situs resminya. Salah satu produk terobosan yang diluncurkan oleh Ecoalf adalah sepatu dari sampah laut yang dinamakan Shao Sneakers. Sepatu ini termasuk dalam bagian proyek #Zerowaste.

ecoalf

Sepatu tanpa tali ini memakai material kain berasal dari daur ulang botol plastik. Foto: ecoalf.com

Sepatu tanpa tali ini memakai material kain berasal dari daur ulang botol plastik. Sampah botol plastik tersebut banyak ditemukan di perairan Laut Mediterania. Benang kaus kaki yang terletak pada bagian mata kaki berasal dari plastik daur ulang. Sedangkan bagian sol sepatu ini berasal dari rumput laut. Pemanfaatan rumput laut sebagai cara untuk membantu mengurangi ledakan alga dan melindungi habitat laut.

Pembuatan produk ini melewati serangkaian proses. Secara umum botol plastik yang telah dikumpulkan kemudian dibersihkan dan dihancurkan untuk mendapatkan serpihan plastik. Melalui proses mekanis, serpihan plastik diubah menjadi serat pintal polyester bertekstur kasar. Serat tersebut kemudian dimanipulasi agar mendapatkan kualitas material yang terbaik. Sisa material daur ulang kemudian digunakan kembali untuk dibuat menjadi kain, tali, label, dan lain-lain.

Untuk membersihkan sepatu ini tidak dianjurkan menggunakan mesin cuci. Sebaiknya gunakan kain basah untuk membersihkan bagian yang kotor.

Tidak hanya botol plastik, Ecoalf juga mendaur ulang material lain diantaranya alat tangkap perikanan, ban, kapas, ampas kopi dan wol. Selain sepatu berbagai macam koleksi telah dikeluarkan oleh produk daur ulang ini, mulai dari kemeja, kaos, jaket, sweater, celana, pakaian rajut, sandal, dan tas.

Karena komitmennya terhadap lingkungan, Ecoalf mendapat sertifikasi B Corporations (B Corps). Sertifikasi ini diberikan kepada perusahaan yang menggunakan bisnisnya sebagai kekuatan untuk melakukan kebaikan. Sertifikasi B Corps menginspirasi semua pelaku bisnis untuk bersaing menjadi yang terbaik bagi dunia.

Disamping menciptakan produk fesyen berkelanjutan, Ecoalf juga membuat sebuah proyek pengurangan sampah kemasan plastik di laut bernama Upcycling the Oceans (UTO) yang sudah dilakukan mulai dari bulan September 2015. Proyek ini dilakukan di dua negara yakni Spanyol dan Thailand.

Penulis: Sarah R. Megumi

Top