Menelusuri Kisah Air Kali Brantas

Reading time: 3 menit

 

Masih tentang menggali kisah air, pengunjung diajak untuk trekking menyusuri sebuah hutan lindung yang dilestarikan oleh kelompok masyarakat lokal KEPUH (Kelompok Pelindung Hutan dan Mata Air). Ketika trekking, pengunjung akan menemukan mata air dan belajar proses pembibitan tanaman lokal.

Lebih dari itu, pengunjung juga bisa mengunjungi Sekolah Pelestari Mata Air. Sekolah ini mengadopsi hutan seluas 8,5 hektar dan menerapkan model pembelajaran pelestarian hutan dan mata air dalam kurikulumnya.

Foto: ECOTON.

Foto: ECOTON.

Di hutan ini, pengunjung dapat menemukan 34 jenis tanaman endemik dan satwa terancam punah seperti monyet dan elang. Bagi Anda yang suka fotografi, keindahan alam Wonosalam menjadi objek menarik untuk diabadikan.

Tujuan berikutnya dari Wisata Brantas Hulu-Hilir adalah Wringinanom, kabupaten Gresik, berjarak sekitar 1 jam dari Wonosalam atau 1,5 jam dari kota Surabaya. Di Wringinanom, pengunjung akan diajak untuk menjelajah Kali Brantas menggunakan perahu karet, melihat kondisi sungai dan pemanfaatannya.

Selama perjalanan dengan perahu karet, pengunjung dapat kembali melihat biogas sebagai salah satu cara pengolahan limbah kotoran sapi. Selain itu, pengunjung bisa belajar membatik di Sanggar Rumpoko Mulyo. Di sanggar ini, batik-batiknya diproduksi dengan menggunakan pewarna alami. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan belajar membuat jamu dari tanaman obat dari seorang tokoh lokal, Pak Kasimin, yang telah lama mengolah tanaman obat menjadi jamu.

Penelusuran kisah air ditutup dengan menelusuri candi peninggalan Kerajaan Majapahit. Menariknya, ternyata candi ini menggambarkan bagaimana Kerajaan Majapahit mengelola air dengan bijak dan sangat ramah lingkungan.

Salah satu candi yang akan dikunjungi adalah Petirtaan Jalatunda yang berjarak 1,5 jam dari Wringinanom. Kesejukan dan suasana damai di kompleks Pertirtaan Jalatunda menjadi penutup yang pas untuk Wisata Brantas Hulu-Hilir ini dimana kita akan merasakan bahwa air memang anugrah Sang Pencipta yang harus kita syukuri dan lestarikan.

(G33)

Top