Lampu Bertenaga Bakteri Bioluminesensi

Reading time: 2 menit
Ambio lamp karya Teresa van Dongen. Foto: teresavandongen.com

Sebelum Teresa van Dongen mempelajari desain, dia telah mempelajari biologi. Ini menjelaskan bagaimana dan mengapa proyeknya yang paling baru, lampu Ambio, dapat terwujud.

Ambio adalah lampu dari tembaga dan tidak menggunakan tabung seperti lampu biasa. Sumber cahayanya berasal dari bakteri bioluminesensi yang bisa ditemukan di tentakel gurita. Bakteri ini jika terpapar oksigen akan memancarkan cahaya biru yang lembut.

Desainer asal Jerman ini menciptakan Ambio untuk proyek akhirnya di Akademi Desain Eindhoven. Awalnya ia melakukan pencarian terhadap bentuk baru energi yang dapat menghasilkan cahaya. Van Dongen kemudian mulai bereksperimen dengan alga bioluminesensi. Ternyata alga tersebut hanya bersinar sesaat setiap 30 menit dan tidak memancarkan cahaya dalam waktu lama. Sementara itu, bakteri Photobakterium, dapat memancarkan sinar untuk waktu yang lama dengan catatan bakteri tersebut dipaparkan pada oksigen.

Lampu Ambio dilengkapi pendulum untuk membuat bakteri bioluminesensi menyala. Foto: teresavandongen.com

Lampu Ambio dilengkapi pendulum untuk membuat bakteri bioluminesensi menyala. Foto: teresavandongen.com

Tidak seperti lampu lainnya, Ambio tidak bisa berada dalam kondisi statis. Agar bakterinya memancarkan sinar secara konsisten, lampu tersebut harus terus bergerak. Bakteri itu juga tidak bisa bergantung pada kontak terhadap manusia terus menerus agar lampunya tetap bergerak karena bukan saja lampunya menjadi tidak praktis, namun juga akan menghilangkan kemampuan bakterinya untuk bersinar.

Akhirnya ia melakukan eksperimen dengan membuat pendulum bergerak menggunakan dua beban yang berbeda. Saat ditekan, tembaga berbentuk bulat akan merubah keseimbangan lampu, menggoyangkan air laut yang ada di dalam lampu maju dan mundur selama 20 menit.

Tabung khusus untuk menaruh air laut dan bakteri bioluminesensi. Foto: teresavandongen.com

Tabung khusus untuk menaruh air laut dan bakteri bioluminesensi. Foto: teresavandongen.com

Saat ini, bakteri dalam lampu hanya dapat hidup beberapa hari saja. Penelitian masih dikembangkan untuk membuat lampunya menyala lebih lama dan lebih terang. Memilik lampu Ambio sebenarnya serupa dengan mempunyai binatang peliharaan dan tanaman. Bakteri ini harus kita beri makan tiap beberapa hari untuk memastikan dia tetap hidup.

Permintaan orang atas lampu bakteri ini sudah cukup banyak. Namun Teresa menegaskan bahwa lampu ciptaannya tersebut yang lebih dari sekedar sistem dinyalakan dan dimatikan seperti lampu biasa. “Lampu ini hanya dapat dimiliki oleh para bio-teknisi saja”, ungkap Teresa.

(G15)

Top